JAKARTA - Harga ayam potong di Pasar Tradisional Blangpidie, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya), masih dipatok Rp 70 ribu per ekor. Harga ini telah bertahan lama dan menunjukkan kestabilan harga di pasar tradisional tersebut. Namun, meskipun harga stabil, jumlah pembeli ayam potong tergolong sepi. Rata-rata setiap harinya hanya laku lima ekor. Menurut Zawir Salami, salah seorang pedagang ayam potong di pasar tersebut, "Harganya masih stabil Rp 70 ribu per ekor. Harga ini sudah bertahan lama." Ia juga menambahkan bahwa harga ayam ras dijual Rp 65 ribu per ekor. Zawir menjelaskan bahwa biasanya penjualan ayam potong meningkat saat ada acara besar seperti pesta, maulid nabi, dan hari raya.
Sementara itu, harga sejumlah sembako lainnya di Pasar Tradisional Blangpidie juga masih stabil. Harga telur ayam ras mengalami penurunan tipis, yaitu Rp 50 ribu per papan, turun dari sebelumnya Rp 55 ribu per papan. Mukhlis, salah seorang pedagang sembako di pasar tersebut, mengatakan, "Hari ini, harga telur ayam Rp 50 ribu per papan, turun dari sebelumnya Rp 55 ribu per papan." Ia juga menyebutkan bahwa harga minyak goreng curah dijual Rp 34 ribu per bambu, dan MinyakKita Rp 18 ribu per liter. Selain itu, harga gula pasir juga stabil di Rp 19 ribu per kilogram. Mukhlis menambahkan, "Harga ini masih stabil, tidak ada yang naik atau mengalami penurunan signifikan."
Meskipun harga sembako dan ayam potong stabil, jumlah pembeli di pasar tradisional Blangpidie tergolong sepi. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor ekonomi masyarakat yang masih dalam pemulihan pasca pandemi, serta adanya preferensi masyarakat untuk berbelanja di pasar modern yang menawarkan kenyamanan dan harga yang bersaing.
Para pedagang berharap agar jumlah pembeli di pasar tradisional Blangpidie meningkat, sehingga dapat membantu perekonomian lokal dan memberikan keuntungan bagi para pedagang. Mereka juga berharap agar harga-harga kebutuhan pokok tetap stabil dan terjangkau bagi masyarakat.
Secara keseluruhan, kondisi harga ayam potong dan sembako di Abdya menunjukkan stabilitas, meskipun jumlah pembeli di pasar tradisional Blangpidie masih tergolong sepi. Diharapkan dengan adanya upaya bersama antara pemerintah, pedagang, dan masyarakat, perekonomian lokal dapat pulih dan pasar tradisional Blangpidie dapat kembali ramai dengan pembeli.