JAKARTA – Kepercayaan pasar dan pemerintah terhadap kapabilitas PT Hutama Karya (Persero) tercermin kuat dari nilai order book atau kontrak baru yang berhasil diraih perusahaan. Hingga semester I 2025, Hutama Karya mengantongi order book senilai Rp46,6 triliun, sebuah angka fantastis yang menegaskan posisinya sebagai magnet bagi proyek-proyek strategis nasional.
Angka ini bukan sekadar statistik, melainkan bukti nyata dari kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap kemampuan eksekusi dan kesehatan finansial perusahaan. Kepercayaan ini dibangun di atas fondasi kinerja yang solid. Sepanjang tahun 2024, Hutama Karya membukukan lonjakan laba bersih sebesar 47,7% menjadi Rp2,8 triliun, dengan nilai aset yang tumbuh menjadi Rp196 triliun.
Mesin utama di balik kepercayaan ini adalah keberhasilan dalam menuntaskan penugasan pemerintah pada megaproyek Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS). Dengan total 1.042 km tol yang telah beroperasi dan menghubungkan delapan provinsi, Hutama Karya tidak hanya membuktikan kemampuannya dalam menyelesaikan proyek skala besar, tetapi juga dalam menciptakan dampak ekonomi nyata, seperti pertumbuhan investasi industri di koridor timur Sumatra yang mencapai 42%.
Plt Direktur Utama Hutama Karya, Koentjoro, menyatakan bahwa peran perusahaan melampaui sekadar kontraktor. Hal ini yang membuat Hutama Karya terus dipercaya untuk menggarap proyek-proyek vital.
“Hutama Karya hadir tak hanya membangun infrastruktur fisik, tapi juga sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional,” ujar Koentjoro.
Kepercayaan pasar ini semakin lengkap dengan adanya validasi dari pihak eksternal. Untuk pertama kalinya, Hutama Karya berhasil masuk dalam daftar bergengsi Fortune Indonesia 100 dan langsung menempati peringkat ke-44. Pencapaian ini menjadi konfirmasi bahwa kinerja dan kapabilitas perusahaan diakui di level tertinggi dunia bisnis Indonesia.
Dengan order book yang kokoh dan fokus pada penyelesaian JTTS Tahap II, Hutama Karya membuktikan bahwa kepercayaan yang diberikan pasar telah diwujudkan menjadi nilai tambah yang signifikan bagi negara.
“Visi kami jauh melampaui beton dan aspal. Setiap kilometer yang kami bangun harus membawa nilai tambah yang signifikan bagi ekonomi nasional,” pungkas Koentjoro.