BSI

BSI Catatkan Laba Bersih Rp 1,87 Triliun di Kuartal I 2025, Tumbuh 10 dari Tahun Lalu

BSI Catatkan Laba Bersih Rp 1,87 Triliun di Kuartal I 2025, Tumbuh 10 dari Tahun Lalu
BSI Catatkan Laba Bersih Rp 1,87 Triliun di Kuartal I 2025, Tumbuh 10 dari Tahun Lalu

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 1,87 triliun untuk periode kuartal pertama tahun 2025, mencatatkan pertumbuhan yang signifikan dibandingkan dengan pencapaian yang sama pada tahun lalu. Laba bersih tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 10 persen, dari yang sebelumnya tercatat Rp 1,70 triliun pada kuartal pertama 2024. Capaian ini mencerminkan kinerja yang solid dan berkelanjutan di tengah tantangan ekonomi global.

Pelaksana Tugas Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, dalam laporan kinerja triwulannya yang disampaikan secara daring, mengungkapkan bahwa pencapaian tersebut menggambarkan pertumbuhan yang stabil. “Menunjukkan angka pertumbuhan year on year sekitar 10 persen,” kata Bob Tyasika Ananta, menggarisbawahi pencapaian positif yang diraih oleh bank syariah terbesar di Indonesia ini.

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan yang Kuat

Selain laba bersih, BSI juga berhasil mencatatkan perkembangan yang signifikan pada pos-pos lainnya. Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh BSI pada kuartal pertama tahun 2025 tercatat sebesar Rp 319 triliun. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 7,40 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 298 triliun. Ini menunjukkan adanya kepercayaan nasabah yang semakin besar terhadap BSI, yang juga tercermin dalam kualitas layanan yang terus meningkat.

Tak hanya itu, aset BSI juga mengalami pertumbuhan yang menggembirakan, dengan pencapaian sebesar Rp 401 triliun pada kuartal pertama 2025. Angka ini mencatatkan kenaikan sebesar 12,01 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat Rp 358 triliun. Pembiayaan yang diberikan oleh BSI juga menunjukkan tren positif, dengan tumbuh sebesar 16,21 persen menjadi Rp 287 triliun, dibandingkan dengan Rp 247 triliun pada kuartal pertama 2024.

Kinerja Keuangan yang Sehat dan Lebih Kompetitif

Salah satu pencapaian yang patut diapresiasi adalah pertumbuhan dana murah atau Current Account Saving Account (CASA) yang tercatat sebesar Rp 195 triliun. Dana murah ini, yang terdiri dari tabungan dan giro, mengalami kenaikan sebesar 7,57 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat Rp 141 triliun. Hal ini menandakan bahwa BSI berhasil menjaga stabilitas sumber dana yang murah, yang sangat penting untuk meningkatkan profitabilitas bank.

Bob Tyasika Ananta mengungkapkan bahwa kinerja keuangan BSI pada kuartal pertama 2025 berhasil tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan industri perbankan, dengan kualitas yang tetap terjaga. “Kinerja keuangan BSI kuartal I 2025 dapat tumbuh di atas pertumbuhan industri dengan kualitas yang sehat,” ujarnya. Keberhasilan ini mencerminkan strategi yang efektif dalam mengelola portofolio bisnis dan menjaga kualitas kredit yang baik.

Pencapaian Produk dan Market Share yang Meningkat

Selain pertumbuhan finansial yang solid, BSI juga berhasil mencatatkan pencapaian luar biasa dalam produk cicil emas, yang mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 168,64 persen secara tahunan. Ini menunjukkan adanya peningkatan minat masyarakat terhadap produk perbankan syariah, terutama di tengah permintaan yang terus meningkat terhadap instrumen investasi emas yang lebih terjangkau dan fleksibel.

Market share BSI di sektor perbankan juga menunjukkan tren positif. BSI berhasil meningkatkan market share-nya sebesar 3,58 persen, sementara market share asetnya tumbuh 3,29 persen. Ini menandakan bahwa BSI semakin diperhitungkan dalam industri perbankan syariah dan semakin dipercaya oleh masyarakat luas sebagai lembaga keuangan yang dapat memenuhi kebutuhan finansial mereka secara optimal.

Tantangan dan Kualitas Pembiayaan yang Terjaga

Meskipun pencapaian yang diraih BSI cukup menggembirakan, tantangan tetap ada dalam menjaga kualitas pembiayaan. Hingga Maret 2025, financing at risk (FaR) BSI tercatat sebesar 7,18 persen, yang menunjukkan adanya risiko kredit tertentu yang perlu diperhatikan oleh bank. Meskipun demikian, BSI berhasil menjaga posisi cost of credit pada angka yang relatif rendah, yakni 0,93 persen, yang mengindikasikan pengelolaan risiko yang baik dalam portofolio kredit mereka.

Selain itu, BSI juga berhasil membentuk cash coverage yang cukup kuat pada angka 194,69 persen. Hal ini menunjukkan bahwa BSI memiliki cadangan yang cukup untuk menutupi potensi kerugian yang timbul akibat risiko pembiayaan, serta menjamin stabilitas keuangan bank di masa depan.

Strategi Bisnis Hibrida dan Fokus pada Digitalisasi

Bob Tyasika Ananta menambahkan bahwa strategi BSI ke depan adalah mengembangkan model bisnis hibrida yang mengintegrasikan layanan perbankan digital dengan layanan konvensional. Fokus pada digitalisasi akan terus diperkuat untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi nasabah, sementara layanan perbankan konvensional tetap dijaga untuk mencakup seluruh segmen pasar.

“Kami akan terus mengutamakan digitalisasi dan integrasi layanan finansial dalam ekosistem mitra untuk meningkatkan efisiensi dan pelayanan kepada nasabah,” jelas Bob. Hal ini sejalan dengan tren global yang menunjukkan bahwa digitalisasi dalam industri perbankan semakin penting untuk menciptakan layanan yang lebih cepat, efisien, dan aman bagi pelanggan.

Harapan dan Proyeksi Ke Depan

Dengan pencapaian yang solid di kuartal pertama 2025, BSI optimis dapat mempertahankan pertumbuhan yang positif sepanjang tahun ini. Bank syariah yang dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. ini terus memperkuat posisinya sebagai pemain utama dalam sektor perbankan syariah di Indonesia. Keberhasilan dalam mempertahankan pertumbuhan yang sehat dan menjaga kualitas kredit yang baik menjadi kunci utama untuk menghadapi tantangan ekonomi yang masih penuh ketidakpastian.

Dengan komitmen untuk terus berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah, BSI diharapkan dapat terus berkembang menjadi bank syariah terkemuka yang dapat memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index