Bank

Laba Allo Bank BBHI Capai Rp112,54 Miliar pada Kuartal I 2025, Tumbuh Tipis di Tengah Tantangan Ekonomi

Laba Allo Bank BBHI Capai Rp112,54 Miliar pada Kuartal I 2025, Tumbuh Tipis di Tengah Tantangan Ekonomi
Laba Allo Bank BBHI Capai Rp112,54 Miliar pada Kuartal I 2025, Tumbuh Tipis di Tengah Tantangan Ekonomi

JAKARTA - PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI), bank digital yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung, berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp112,54 miliar pada kuartal I tahun 2025. Laba ini menunjukkan pertumbuhan tipis sebesar 0,94% dibandingkan dengan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp111,49 miliar.

Pencapaian ini menjadi bukti ketahanan Allo Bank di tengah situasi ekonomi makro yang penuh tantangan. Dalam laporan keuangan perseroan yang dirilis baru-baru ini, Direktur Utama Allo Bank, Indra Utoyo, menyatakan rasa syukurnya atas capaian tersebut. Menurutnya, meskipun kondisi ekonomi global dan domestik masih penuh ketidakpastian, Allo Bank mampu menunjukkan kinerja yang kompetitif dan berkelanjutan.

Pertumbuhan Pendapatan dan Kredit Allo Bank

Salah satu pendorong utama kinerja positif Allo Bank adalah peningkatan pendapatan bunga bersih yang mengalami kenaikan signifikan sebesar 18,62% year-on-year (YoY). Pendapatan bunga bersih bank ini tercatat mencapai Rp312,11 miliar, meningkat dibandingkan dengan Rp263,12 miliar pada kuartal I/2024.

Sementara itu, laba operasional Allo Bank juga mencatatkan kenaikan meski terbilang tipis, yaitu 0,36%, yang berakhir pada Rp145,92 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun tantangan di pasar cukup berat, Allo Bank masih dapat menjaga profitabilitas dan operasionalnya dengan baik.

Allo Bank juga berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp6,95 triliun hingga Maret 2025, yang mencatatkan kenaikan 1,71% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp6,83 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa Allo Bank terus memperluas penyaluran kredit, meskipun terdapat peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di akhir periode.

Peningkatan NPL dan Kinerja Aset

Namun, meskipun kinerja positif tercatat dalam hal penyaluran kredit, rasio kredit bermasalah (NPL) gross Allo Bank mengalami peningkatan signifikan. NPL gross naik menjadi 1,45% pada Maret 2025, meningkat dari sebelumnya yang tercatat 0,39% pada Maret 2024. Begitu pula dengan NPL net, yang mengalami kenaikan menjadi 0,51% dari sebelumnya yang tercatat 0,24%.

Meskipun ada peningkatan NPL, Allo Bank masih dapat menjaga kinerja aset dengan baik. Aset perseroan tercatat tumbuh 4,10% secara tahunan, dari Rp12,74 triliun pada kuartal I/2024 menjadi Rp13,26 triliun pada kuartal I/2025. Pertumbuhan aset ini mencerminkan posisi yang cukup solid dalam industri perbankan digital yang semakin kompetitif.

Penurunan Dana Pihak Ketiga (DPK)

Dari sisi pendanaan, meskipun terdapat pertumbuhan aset, dana pihak ketiga (DPK) Allo Bank mengalami penurunan. DPK pada Maret 2025 tercatat sebesar Rp4,95 triliun, yang menunjukkan penurunan sebesar 6,74% dibandingkan dengan DPK pada Maret 2024 yang tercatat Rp5,31 triliun. Penurunan ini dipicu oleh penyusutan pada pos deposito, yang mengalami penurunan sebesar 13,5%, menjadi Rp4,07 triliun.

Penurunan ini menunjukkan tantangan yang dihadapi Allo Bank dalam hal penghimpunan dana murah, yang umumnya digunakan untuk membiayai penyaluran kredit. Meskipun demikian, Allo Bank tetap optimis bahwa kinerja bisnis akan terus berkembang dengan penerapan strategi yang tepat.

Peningkatan Margin Bunga Bersih (NIM)

Di tengah tekanan dari penurunan DPK, Allo Bank berhasil meningkatkan margin bunga bersih (net interest margin/NIM) menjadi 9,88% pada kuartal I/2025, naik dibandingkan dengan 8,97% yang tercatat pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan NIM ini mencerminkan efisiensi dalam pengelolaan aset dan liabilitas bank, serta keberhasilan Allo Bank dalam memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dari aktivitas peminjaman dan investasi.

Strategi Bisnis Allo Bank di 2025

Indra Utoyo, Direktur Utama Allo Bank, menjelaskan bahwa pihaknya akan menjalankan model bisnis hibrida sepanjang tahun 2025. Menurut Indra, model bisnis hibrida ini akan memungkinkan Allo Bank untuk mengintegrasikan segmen ritel dan wholesale secara bersamaan, guna mendukung pertumbuhan yang lebih optimal. Dalam menjalankan model bisnis tersebut, Allo Bank akan mengutamakan aktivitas berbasis digital, yang menjadi inti dari strategi pertumbuhan bank digital ini.

“Allo Bank akan memprioritaskan pendekatan digital-first untuk memberikan layanan yang lebih efisien dan sesuai dengan kebutuhan nasabah, serta melakukan integrasi layanan finansial dengan ekosistem mitra kami. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterhubungan dengan nasabah dan mitra bisnis, serta memperkuat posisi kami dalam pasar perbankan digital yang semakin berkembang,” ujar Indra dalam keterangan persnya.

Persaingan di Sektor Perbankan Digital

Sektor perbankan digital Indonesia terus berkembang pesat dengan munculnya sejumlah pemain baru yang juga mencatatkan kinerja yang menarik. Di tengah persaingan yang ketat, Allo Bank terus berupaya mempertahankan keunggulannya dengan fokus pada pertumbuhan nasabah dan pengembangan produk yang relevan dengan kebutuhan masyarakat digital.

Hingga April 2025, Allo Bank tercatat telah memiliki lebih dari 12 juta nasabah, yang mencerminkan peningkatan jumlah pengguna secara signifikan. Pencapaian ini menunjukkan bahwa Allo Bank mampu menarik perhatian pasar dan memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan perbankan yang lebih praktis dan digital-first.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index