JAKARTA - Virgil van Dijk, kapten sekaligus bek andalan Liverpool, menegaskan bahwa ia tidak berencana mengakhiri karier sepak bolanya dengan kembali bermain di Eredivisie, liga sepak bola tertinggi Belanda. Meskipun berasal dari Belanda dan pernah mengawali karier profesionalnya di negeri asal, Van Dijk kini memilih fokus melanjutkan petualangannya di level tertinggi Eropa bersama Liverpool.
Van Dijk memulai perjalanan sepak bolanya secara profesional bersama FC Groningen, klub Eredivisie yang memberinya kesempatan bermain di tim utama pada 2011. Namun, dengan perkembangan karier yang pesat dan kenyamanan berkompetisi di Liga Inggris, sang bek tak melihat alasan untuk kembali ke liga domestik Belanda.
“Penting bagi saya untuk sangat jelas: saya tidak akan kembali ke Belanda,” tegas Van Dijk dalam wawancaranya bersama Voetbal International. “Saya memulai di sini, dan itu sangat berarti. Tapi saya cukup bangga dengan perjalanan karier saya sejauh ini dan saya pikir menutup karier di Eredivisie bukanlah pilihan.”
Pada usia 33 tahun, Van Dijk masih tampil sebagai pilar kokoh di lini belakang Liverpool dan baru saja menandatangani kontrak baru yang memperpanjang masa baktinya di Anfield hingga tahun 2027. Dengan kontrak yang baru, fokus utama sang kapten kini adalah menjaga performa terbaiknya untuk terus memberikan kontribusi besar bagi The Reds.
Perjalanan Karier Van Dijk: Dari Groningen Hingga Anfield
Karier Van Dijk memang dimulai di tanah kelahirannya, bersama Groningen, di mana ia bermain selama dua tahun sebagai pemain muda yang menjanjikan. Kesuksesan di Eredivisie kemudian membuka jalan bagi Van Dijk untuk berkarier di luar negeri.
Van Dijk pindah ke Celtic di Skotlandia pada 2013, menghabiskan dua musim sebelum akhirnya hijrah ke Liga Premier Inggris bersama Southampton pada 2015. Di Southampton, Van Dijk menunjukkan kualitasnya hingga menarik perhatian klub-klub papan atas.
Puncaknya terjadi pada 2018 ketika Liverpool merekrutnya dengan nilai transfer mencapai 75 juta pounds. Transfer ini menjadikannya salah satu bek termahal dalam sejarah dan menandai babak baru dalam kariernya di level tertinggi sepak bola dunia.
Tidak Ingin ‘Pulang Kampung’ untuk Menutup Karier
Fenomena pemain sepak bola yang memilih kembali ke klub atau liga asal untuk menutup karier bukanlah hal baru. Namun Van Dijk menolak mengikuti tren tersebut. Ia memilih untuk tetap bertahan di kompetisi yang kompetitif, dengan alasan kualitas dan ambisinya sebagai pemain kelas dunia.
“Saya ingin terus bersaing di level tertinggi selama saya bisa,” ungkap Van Dijk. “Menutup karier di Eredivisie tidak sejalan dengan tujuan dan standar yang saya pegang.”
Keputusan ini sekaligus menunjukkan tekad Van Dijk untuk tetap berada di puncak permainan dan menjaga reputasinya sebagai salah satu bek terbaik di dunia hingga akhir masa bermainnya.
Dampak Positif bagi Liverpool
Keputusan Van Dijk untuk memperpanjang kontrak hingga 2027 juga menjadi kabar baik bagi Liverpool. Klub asal Merseyside ini terus mengandalkan sosoknya sebagai jangkar lini pertahanan yang kuat dan berpengalaman.
Dengan status kapten, Van Dijk tidak hanya memberikan kontribusi di lapangan, tapi juga menjadi pemimpin bagi rekan-rekannya, menjaga stabilitas dan semangat tim.
Manajemen Liverpool tentu berharap Van Dijk bisa mempertahankan performa gemilangnya dan membantu klub meraih berbagai gelar bergengsi di musim-musim mendatang.
Virgil van Dijk, yang dikenal sebagai salah satu bek terbaik dunia, menegaskan bahwa ia tidak memiliki rencana untuk kembali ke Eredivisie guna menutup kariernya. Ia memilih tetap bertahan di Liverpool, dengan fokus mempertahankan performa terbaik hingga kontraknya habis pada 2027. Keputusan ini menandai komitmennya untuk terus bermain di kompetisi papan atas dan memberikan kontribusi maksimal bagi klub dan para penggemar.
Dengan usia yang semakin matang dan pengalaman luas di level tertinggi, Van Dijk tetap menjadi figur penting dalam dunia sepak bola dan menjadi inspirasi bagi banyak pemain muda, terutama dari Belanda, yang bercita-cita mencapai puncak karier di panggung global.