JAKARTA - PT KAI Commuter memperkenalkan gebrakan transportasi baru dengan mempersingkat durasi perjalanan rute Commuter Line dari Stasiun BNI City ke Bandara Soekarno–Hatta menjadi hanya 39 menit. Angka ini menunjukkan perbaikan signifikan sebesar 10 menit dibanding sebelumnya yang memakan waktu 49 menit. Inisiatif ini bukan hanya soal efisiensi, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang untuk menjadikan kereta api sebagai pilihan utama bagi sekitar 10 juta pengguna pesawat yang tiba maupun berangkat setiap tahunnya.
Direktur Utama KAI Commuter, Asdo Artriviyanto, menegaskan bahwa percepatan tidak hanya sekadar target, melainkan langkah nyata: “Peningkatan kecepatan ini juga menjadi target untuk dapat melayani sekitar 20 persen atau 10 juta penumpang dari total pengguna pesawat di Bandara Soekarno–Hatta setiap tahunnya.” Seiring program ini, jumlah perjalanan harian Commuter Line ke bandara juga ditambah menjadi 70 layanan mulai pukul 05.00 hingga 22.57 WIB.
Percepatan Terstruktur: Infrastruktur dan Kolaborasi
Fundamen utama percepatan waktu tempuh terletak pada peningkatan fasilitas jalur rel. Di antaranya:
Lintas Duri–Batu Ceper kini mampu dilalui pada kecepatan hingga 90 km/jam, naik dari sebelumnya 75 km/jam.
Lintas Tanah Abang–Duri juga ditingkatkan dari 50 km/jam menjadi 80 km/jam.
Jalur BNI City–Tanah Abang kini melaju hingga 70 km/jam.
Peningkatan ini dilakukan melalui kolaborasi antara KAI Commuter, KAI Daerah Operasi I Jakarta, dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan. Target selanjutnya adalah mencapai waktu tempuh ideal 30 menit, menjadikan Commuter Line Bandara sangat kompetitif dengan moda lainnya.
Keuntungan bagi Pengguna dan Peningkatan Pelayanan
Memotong 10 menit perjalanan bisa berarti perbedaan besar bagi penumpang yang jadwalnya sangat ketat—apakah itu untuk penerbangan pagi dinihari atau check-in menjelang akhir waktu boarding.
Sejak perubahan ini diumumkan, jumlah penumpang Commuter Line Bandara tercatat meningkat: dari 1,97 juta orang pada 2023 menjadi 2,24 juta orang sepanjang 2024. Per Mei 2025 saja, sudah ada 883.000 penumpang yang menggunakan layanan ini. Asdo optimistis, “Waktu tempuh yang lebih cepat akan sangat membantu pelanggan, terutama mereka yang memiliki jadwal penerbangan dan membutuhkan perjalanan yang terukur dan bebas hambatan.”
Tantangan Keselamatan di Tengah Kecepatan
Sementara infrastruktur mengalami peningkatan, masih terdapat 41 perlintasan sebidang, terdiri dari 18 resmi dan 23 tidak resmi, yang berpotensi menimbulkan gangguan dan risiko kecelakaan. Peningkatan kecepatan membawa konsekuensi terhadap kebutuhan koordinasi intensif dengan pemerintah daerah dan pihak terkait untuk meningkatkan keamanan di titik-titik tersebut.
Asdo pun mengingatkan, “Kolaborasi dengan pemerintah daerah dan pusat diperlukan untuk menjamin keselamatan perjalanan seiring peningkatan kecepatan ini.”
Visi Jangka Panjang: Transportasi Terpadu dan Ramah Lingkungan
Langkah percepatan ini selaras dengan visi besar: menjadikan kereta api sebagai moda transportasi primadona yang cepat, terukur, dan ramah lingkungan—sarana vital untuk mengurangi volume kendaraan pribadi di kawasan padat seperti Jakarta dan akses ke bandara. Jika target 30 menit tercapai, Commuter Line Bandara akan menawarkan alternatif nyata dibandingkan bus atau taksi, dengan keandalan waktu yang tinggi.
Dengan pengurangan waktu tempuh signifikan, penambahan layanan harian, dan revamp infrastruktur, KAI Commuter telah meletakkan fondasi strategis menuju sistem transportasi publik modern. Meski masih membutuhkan perhatian ekstra terhadap aspek keselamatan, inisiatif ini menjanjikan efisiensi dan kenyamanan bagi jutaan pengguna. Ujungnya, transformasi ini bisa menjadi model bagi pengembangan rute kereta api bandara di kota-kota besar lain di Indonesia, membangun konektivitas yang lebih baik, cepat, dan aman bagi masyarakat luas.