JAKARTA - industri nikel Indonesia kembali mencatatkan tonggak penting dengan dimulainya tahap commissioning smelter nikel matte high grade oleh PT Mitra Murni Perkasa (MMP), anak usaha MMS Solution dan bagian dari MMS Group Indonesia (MMSGI). Fasilitas yang berlokasi di kawasan industri Kariangau, Balikpapan, Kalimantan Timur ini secara resmi mengaktifkan proses power on, menandai langkah awal operasional smelter yang sepenuhnya dibiayai oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN).
Langkah ini bukan sekadar pencapaian teknis, melainkan simbol ambisi Indonesia untuk memperkuat posisi dalam rantai pasok global, terutama di sektor baterai dan transisi energi bersih. Smelter MMP dirancang dengan kapasitas produksi mencapai 28.000 metrik ton nikel matte berkualitas tinggi per tahun. Keberhasilan proyek ini menjadi bukti nyata kemampuan anak bangsa dalam membangun industri strategis yang mampu bersaing di kancah internasional.
Teknologi modern Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) 2 x 48 MVA yang digunakan, dipadukan dengan converter mutakhir, menjadikan proses peleburan dan pemurnian nikel lebih efisien, hemat energi, dan ramah lingkungan. Komitmen terhadap prinsip keberlanjutan diperkuat dengan pasokan listrik yang bersumber dari PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui skema Renewable Energy Certificate (REC), mengedepankan penggunaan energi rendah karbon.
- Baca Juga Sentimen Positif Dorong Harga Minyak
Presiden Direktur MMP, Adhi Dharma Mustopo, menegaskan bahwa power on smelter bukan hanya momen menyalakan peralatan, melainkan juga penanda kesiapan perusahaan dalam menjalankan operasi berstandar tinggi dan berkelanjutan. “Hari ini kami tidak hanya menyalakan sistem, tetapi juga simbol dari harapan, kerja keras, dan tekad besar anak bangsa dalam mendorong hilirisasi nasional serta mendukung transisi energi bersih,” ujar Adhi seperti dikutip dari keterangan resmi.
Smelter ini menjadi bagian dari upaya diversifikasi bisnis MMSGI yang berfokus pada pengembangan hilirisasi nikel secara berkelanjutan. Dengan kehadiran MMP, grup bisnis ini semakin mempertegas kontribusinya dalam memanfaatkan sumber daya alam secara optimal dan membangun ekosistem baterai kendaraan listrik di tanah air.
Tidak hanya berorientasi pada produksi, proyek ini juga mengintegrasikan prinsip environmental, social, and governance (ESG) dalam seluruh aspek operasionalnya. Penerapan teknologi rendah emisi, pengelolaan lingkungan yang ketat, serta tata kelola perusahaan yang mengacu pada standar Industry Foundation Classes (IFC) Performance menjadi pijakan utama.
Selain itu, MMP berkomitmen menyerap hingga 1.000 tenaga kerja lokal dan mengembangkan program pelatihan berkelanjutan demi mencetak sumber daya manusia yang kompeten sekaligus peduli lingkungan. Sistem kesehatan, keselamatan kerja, dan lingkungan (HSE) yang ketat juga diterapkan secara menyeluruh, memastikan seluruh kegiatan produksi berjalan aman dan sesuai standar internasional tanpa mengabaikan aspek sosial dan lingkungan di sekitar lokasi operasi.
Menurut Adhi Dharma Mustopo, tahap power on smelter adalah awal dari komitmen jangka panjang perusahaan dalam mendukung hilirisasi nikel di Indonesia. “MMP siap berkontribusi dalam memperkuat hilirisasi nikel Indonesia serta membawa manfaat sosial-ekonomi bagi masyarakat, khususnya di Kalimantan Timur dan Indonesia secara luas,” ujarnya.
Sebagai bagian dari MMS Group Indonesia, MMP juga terus menguatkan sinergi dengan entitas grup lainnya dalam membangun rantai nilai mineral dan energi nasional yang berkelanjutan. Dengan teknologi mutakhir dan tata kelola yang transparan, MMP hadir sebagai representasi konkret dari semangat hilirisasi berbasis kekuatan lokal yang berdampak besar bagi perekonomian nasional.
Keberadaan smelter ini juga sejalan dengan arah kebijakan pemerintah yang mendorong hilirisasi mineral sebagai strategi untuk meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, mengurangi ekspor bahan mentah, dan memacu pembangunan industri berbasis teknologi hijau. Smelter MMP menjadi contoh nyata dari penerapan strategi tersebut dengan pendekatan ESG yang komprehensif dan hasil kerja sama lintas sektor.
Dengan kapasitas yang dimiliki, smelter ini diharapkan tidak hanya mampu memasok bahan baku bagi industri baterai kendaraan listrik nasional, tapi juga memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Peran MMP ini juga krusial dalam memenuhi target pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah industri nikel dan mendukung transisi energi bersih demi mencapai keberlanjutan ekonomi dan lingkungan.
Proses commissioning ini juga menunjukkan bahwa Indonesia semakin serius memperkuat hilirisasi mineral, dari tahap investasi, pembangunan, hingga operasional produksi dengan standar internasional. Diharapkan langkah strategis ini dapat mendorong pertumbuhan industri manufaktur yang ramah lingkungan sekaligus memberikan nilai sosial-ekonomi yang luas bagi masyarakat lokal dan nasional.
Dengan semangat tersebut, PT Mitra Murni Perkasa menapaki babak baru sebagai pionir hilirisasi nikel matte high grade berbasiskan teknologi modern dan modal dalam negeri. Komitmen pada ESG, penyerapan tenaga kerja, serta dukungan penuh terhadap transisi energi bersih menjadikan proyek ini sebagai salah satu tonggak penting dalam membangun industri nikel yang tangguh, kompetitif, dan berkelanjutan di Indonesia.