SAHAM

Saham KRYA Melejit Lagi

Saham KRYA Melejit Lagi
Saham KRYA Melejit Lagi

JAKARTA - Pasar saham Indonesia kembali menunjukkan sinyal pemulihan setelah sempat mengalami tekanan. Pada awal perdagangan hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil dibuka menguat sebesar 19,39 poin atau naik 0,30% ke posisi 6.900. Penguatan indeks kali ini didorong oleh kinerja positif mayoritas sektor saham, yang memicu optimisme pelaku pasar.

Sejumlah sektor yang mencatatkan kenaikan antara lain sektor energi, material dasar, industri, konsumer primer, teknologi, keuangan, dan kesehatan. Kondisi ini menandakan bahwa pelaku pasar mulai kembali melakukan akumulasi terhadap saham-saham unggulan di sektor-sektor tersebut. Meskipun demikian, tidak semua sektor mengalami penguatan. Saham sektor konsumer non primer justru menunjukkan pelemahan pada awal sesi perdagangan.

Di tengah penguatan indeks yang terjadi secara menyeluruh, satu saham yang menjadi sorotan utama adalah saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA). Saham ini kembali melanjutkan reli positifnya dengan lonjakan harga sebesar 19,70%, mencapai level Rp316. Kenaikan ini menjadikan KRYA sebagai salah satu saham dengan performa terbaik pagi ini, setelah sebelumnya juga menunjukkan kenaikan yang signifikan.

Tak hanya KRYA, saham lain yang turut menguat cukup tajam meliputi PT Argo Pantes Tbk (ARGO) yang naik 15% menjadi Rp690 dan PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) yang menguat 10% ke level Rp99. Pergerakan saham-saham ini memberikan sinyal bahwa investor ritel dan institusional mulai kembali melakukan pembelian terhadap saham-saham lapis kedua (second liner) dan ketiga (third liner) yang menunjukkan potensi teknikal dan fundamental jangka pendek.

Namun, penguatan ini tidak sepenuhnya merata. Beberapa saham justru mengalami tekanan dan mencatatkan penurunan signifikan. Saham seperti NOBU, OASA, dan PORT menjadi contoh saham yang terkena koreksi harga meskipun indeks bergerak naik. Hal ini menandakan bahwa rotasi sektor dan selektivitas investor dalam memilih saham masih menjadi faktor dominan dalam dinamika pasar saat ini.

Jika menilik ke sesi perdagangan sebelumnya, IHSG ditutup melemah sebesar 0,49% atau turun 34,12 poin ke level 6.881. Nilai transaksi tercatat relatif rendah yaitu hanya Rp9,11 triliun. Tekanan ini terjadi seiring aksi jual yang dilakukan oleh investor asing. Net sell tercatat mencapai Rp1,22 triliun, yang sebagian besar berasal dari transaksi crossing saham PT MNC Land Tbk (KPIG) senilai Rp921,90 miliar.

Pelemahan indeks pada perdagangan sebelumnya dipicu oleh koreksi sektor-sektor utama, termasuk material dasar yang turun sebesar 1,74%, energi yang terkoreksi 1,34%, serta sektor teknologi dan keuangan yang masing-masing melemah 1,46% dan 0,60%. Sektor properti pun turut mencatatkan pelemahan sebesar 0,70%.

Namun demikian, beberapa sektor tetap mencatatkan performa positif meski IHSG secara keseluruhan melemah. Sektor konsumer primer, infrastruktur, dan industri tetap menunjukkan kinerja yang lebih kuat. Hal ini mencerminkan bahwa meskipun tekanan pasar terjadi secara umum, terdapat sektor-sektor yang memiliki daya tahan dan menarik bagi investor dalam jangka pendek.

Menariknya, meskipun IHSG ditutup dalam zona merah pada sesi sebelumnya, sejumlah saham justru mencatatkan penguatan luar biasa. Saham PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA) menorehkan kenaikan 34,01% menjadi Rp264, mengonfirmasi tren bullish yang berlanjut ke hari ini. Saham PT Adiwarna Anugerah Abadi Tbk (NAIK) juga melonjak 29,05% ke Rp191, sementara PT Mitra Pack Tbk (PTMP) menguat 29,03% ke Rp120.

Saham lainnya seperti PT Chitose Internasional Tbk (CINT) dan PT Wahana Inti Makmur Tbk (NASI) turut membukukan penguatan masing-masing sebesar 24,03% dan 20,78%. Lonjakan ini menunjukkan adanya sentimen teknikal jangka pendek serta potensi akumulasi yang sedang berlangsung pada saham-saham dengan kapitalisasi kecil.

Di sisi lain, pasar juga mencatatkan saham-saham yang mengalami penurunan paling tajam. Saham PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) memimpin penurunan dengan koreksi 14,84% ke Rp155. Disusul oleh saham NOBU yang turun 14,74% ke Rp665, PT Cipta Selera Murni Tbk (CSMI) yang turun 11,11% ke Rp1.600, NICK yang terkoreksi 10,49% ke Rp1.280, serta PT Era Mandiri Cemerlang Tbk (PACK) yang turun 9,90% ke Rp3.640.

Kondisi pasar saat ini menggambarkan dinamika fluktuatif yang dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari sentimen eksternal global, berita makroekonomi domestik, hingga aksi jual-beli spekulatif. Kinerja saham seperti KRYA yang mengalami penguatan tajam selama dua hari berturut-turut menjadi contoh bagaimana volatilitas pasar bisa dimanfaatkan oleh para trader harian maupun investor jangka pendek.

Meski IHSG masih bergerak di bawah level psikologis 7.000, potensi penguatan tetap terbuka lebar apabila didukung oleh data ekonomi yang stabil, serta adanya perbaikan sentimen dari investor asing. Seiring rotasi sektor yang terus berlangsung, perhatian pasar kemungkinan akan tetap terfokus pada saham-saham sektor energi, industri, dan teknologi yang mulai menunjukkan tren pemulihan.

Dengan kenaikan yang dicatatkan saham-saham unggulan seperti KRYA, pasar modal Indonesia kembali menunjukkan bahwa peluang tetap terbuka bagi mereka yang cermat dalam membaca momentum dan sektor potensial.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index