JAKARTA - Dalam upaya mengedukasi sekaligus menghibur generasi muda selama liburan sekolah, PT Kereta Api Indonesia (Persero) menghadirkan sebuah wahana tematik di Kidzania Jakarta yang memberi anak-anak kesempatan untuk menjelajahi dunia transportasi kereta api secara langsung dan menyenangkan. Bertempat di Mall Pacific Place SCBD Jakarta, anak-anak diajak merasakan peran-peran penting yang ada di balik operasional kereta api, tidak hanya sebagai penumpang, tetapi juga sebagai bagian dari sistem perkeretaapian itu sendiri.
Mulai dari bertugas di loket tiket, melakukan pengecekan dengan teknologi face recognition, menjadi petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA), hingga mencoba pengalaman sebagai masinis, wahana ini dirancang sedemikian rupa agar anak-anak dapat belajar sambil bermain. Berbagai alat simulasi seperti simulator lokomotif dan sistem boarding pun dihadirkan demi menambah realisme dan keseruan aktivitas. Anak-anak bahkan diberikan seragam petugas asli KAI sebagai bagian dari pengalaman belajar.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, menjelaskan bahwa kehadiran wahana ini bukan sekadar permainan, tetapi juga menjadi bentuk edukasi transportasi publik yang strategis. “Melalui wahana ini, KAI ingin menanamkan pemahaman kepada anak-anak bahwa transportasi publik, khususnya kereta api, memiliki peran penting dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Anne.
Ia menambahkan bahwa edukasi sejak dini ini diharapkan mampu menciptakan generasi masa depan yang lebih sadar akan pentingnya memilih moda transportasi yang aman, efisien, dan ramah lingkungan. Inisiatif ini juga menjadi bagian dari pendekatan jangka panjang KAI dalam membangun koneksi emosional antara perusahaan dan calon pelanggannya di masa depan.
Menghadirkan edukasi berbasis pengalaman nyata menjadi langkah strategis, terutama mengingat komposisi pelanggan KAI saat ini masih didominasi oleh Generasi Z (33,97%), Generasi Y atau milenial (32,12%), dan Generasi X (18,86%). Meski Generasi Alpha yang lahir mulai 2010 baru mencakup 7,59% dari total pelanggan, namun mereka adalah kelompok yang akan menentukan arah transportasi publik di masa mendatang.
“Dengan lebih dari 85% pelanggan saat ini berasal dari kalangan Gen X, Y, dan Z, KAI melihat pentingnya menyapa Gen Alpha melalui pendekatan edukatif dan imajinatif,” ujar Anne. Ia menekankan bahwa metode seperti ini sejalan dengan strategi perusahaan yang mengarah pada layanan personalisasi dan integrasi digital, sesuai ekspektasi pelanggan lintas generasi.
Sementara itu, untuk mendukung mobilitas masyarakat selama masa liburan, KAI juga menghadirkan program Diskon Tiket 30% untuk kereta api ekonomi komersial. Program yang diluncurkan sejak awal Juni itu menunjukkan antusiasme tinggi dari masyarakat.
Hingga awal Juli, tercatat lebih dari 1,9 juta tiket telah terjual dari total 3,5 juta kursi yang disediakan, atau sekitar 56% tingkat okupansi. Ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin mengandalkan kereta api sebagai moda transportasi yang efisien, aman, dan terjangkau untuk bepergian selama masa libur sekolah.
Program diskon ini bukan hanya strategi pemasaran, tetapi juga bagian dari komitmen KAI dalam mendukung program pemerintah yang tertuang dalam Asta Cita, khususnya untuk meningkatkan konektivitas antarwilayah dan mendorong pemerataan ekonomi nasional. Dengan harga yang lebih terjangkau, masyarakat bisa menjangkau lebih banyak destinasi serta menggerakkan ekonomi lokal di berbagai daerah, termasuk sektor UMKM, pariwisata, kuliner, dan jasa transportasi lanjutan.
Untuk kemudahan pelanggan, seluruh tiket program diskon dapat dipesan melalui aplikasi Access by KAI dan situs resmi booking.kai.id. KAI juga terus mengimbau masyarakat untuk merencanakan perjalanan lebih awal, agar dapat memilih jadwal terbaik dengan tarif yang kompetitif.
Menutup keterangannya, Anne Purba menekankan bahwa KAI melihat transportasi publik tidak semata sebagai alat mobilitas, tetapi sebagai wahana pembentuk karakter bangsa. “Kami percaya bahwa transportasi publik tidak hanya soal pergerakan orang, tetapi juga sarana membentuk karakter generasi muda, mendukung pertumbuhan daerah, dan menyatukan Indonesia melalui layanan yang inklusif,” ujarnya.
Melalui program seperti ini, KAI membuktikan bahwa dunia perkeretaapian bukan hanya milik orang dewasa, melainkan juga milik anak-anak yang suatu hari kelak akan menjadi penumpang, pengelola, bahkan pembuat kebijakan di sektor transportasi. Koneksi yang dibangun sejak dini ini adalah investasi jangka panjang untuk menjadikan kereta api sebagai moda pilihan utama generasi masa depan.