Basket

Laga Penentu Timnas Basket Putri: Lawan Lebanon demi Divisi A

Laga Penentu Timnas Basket Putri: Lawan Lebanon demi Divisi A
Laga Penentu Timnas Basket Putri: Lawan Lebanon demi Divisi A

JAKARTA - Mimpi Timnas Basket Putri Indonesia untuk melangkah jauh di FIBA Women’s Asia Cup 2025 Divisi A harus tertahan sementara. Tiga pertandingan awal fase grup menjadi cerminan nyata akan ketatnya persaingan di level tertinggi Asia. Bertemu tim-tim unggulan seperti China, Selandia Baru, dan Korea Selatan, skuad asuhan Andrie Ekayana belum mampu mencuri satu kemenangan pun.

Laga terakhir melawan Korea Selatan di Shenzhen Sports Center menegaskan betapa tipisnya margin kesalahan yang bisa dimanfaatkan dalam turnamen sekelas ini. Meskipun Indonesia sempat tampil menjanjikan di awal pertandingan, dominasi Korea Selatan secara keseluruhan akhirnya membuat Indonesia harus kembali mengakui keunggulan lawan dengan skor 62-95.

Hasil tersebut menempatkan Indonesia di posisi terbawah Grup A, namun perjuangan belum selesai. Harapan untuk tetap bertahan di Divisi A masih terbuka lewat jalur perebutan peringkat ketujuh, dan laga krusial kontra Lebanon akan menjadi penentu akhir dari perjalanan Indonesia di turnamen kali ini.

Perlawanan yang Gagal Bertahan

Sebenarnya, permainan Indonesia sempat memberi harapan di awal kuarter pertama. Meskipun menghadapi lawan yang punya reputasi dan peringkat jauh di atas, Indonesia mampu menampilkan agresivitas dan ketangguhan yang membuat Korea harus bekerja keras.

Kuarter pertama bahkan hanya berjarak tiga poin, dengan skor 22-25, menandakan adanya semangat tinggi yang dibawa para pemain Merah Putih. Namun, memasuki kuarter kedua, segalanya berubah. Korea menunjukkan efisiensi tinggi dalam eksekusi tembakan jarak jauh dan mencetak keunggulan 48-34 hingga paruh pertandingan.

Dominasi itu berlanjut di dua kuarter berikutnya. Kuarter ketiga menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Indonesia yang mulai kewalahan menghadapi kecepatan dan ketepatan tembakan lawan. Skor melebar menjadi 48-72, membuat mental bertanding tim semakin tertekan.

Kuarter keempat pun tak banyak mengubah situasi. Indonesia hanya mampu menambah 14 poin, sementara Korea melesat dengan tambahan 23 poin yang menutup laga dengan skor 62-95.

Statistik Tak Mengingkari Kualitas

Di balik hasil pahit tersebut, beberapa pemain Indonesia masih menunjukkan performa yang patut diapresiasi. Kimberley Pierre-Louis, misalnya, kembali tampil sebagai ujung tombak serangan dengan mencatatkan 16 poin dan 7 rebound. Ia menjadi satu-satunya pemain Indonesia yang bisa menembus angka dua digit secara dominan.

Kontribusi juga datang dari Faizzatus Shoimah yang menyumbangkan 11 poin, 2 rebound, dan 1 assist. Namun, kontribusi itu belum cukup untuk mengimbangi produktivitas para pemain Korea Selatan.

Park Jihyun tampil sebagai motor utama serangan Korea dengan torehan 18 poin, 5 rebound, dan 7 assist. Sementara Shin Jihyun juga mencatatkan 15 poin, disertai dengan pergerakan agresif yang sulit diantisipasi pertahanan Indonesia.

Pelatih Andrie Ekayana atau Coach Yayan, mengakui kelas lawan yang masih sulit dijangkau oleh timnya. “Memang secara kelas, mereka di atas kita. Speed dan akurasinya luar biasa,” ujarnya dalam pernyataan resmi yang dirilis oleh Perbasi.

Penentuan Nasib: Semua Bertumpu pada Laga Kontra Lebanon

Kini, fokus Indonesia tertuju pada pertandingan krusial melawan Lebanon untuk memperebutkan posisi ketujuh sekaligus mengamankan status di Divisi A. Laga ini akan berlangsung pada Jumat, dan menjadi satu-satunya kesempatan tersisa bagi Indonesia untuk mempertahankan eksistensinya di level tertinggi kompetisi basket Asia.

Pertemuan dengan Lebanon tidak datang tanpa alasan untuk optimisme. Kedua tim mengalami nasib serupa di babak penyisihan grup. Jika Indonesia harus tunduk dari China, Selandia Baru, dan Korea, maka Lebanon juga menelan tiga kekalahan dari Australia, Jepang, dan Filipina.

Secara peringkat dunia, Lebanon berada di posisi ke-54 FIBA sedangkan Indonesia di peringkat ke-57, menunjukkan bahwa secara level permainan, laga ini akan berjalan lebih seimbang dibandingkan tiga laga sebelumnya.

“Dengan modal dari 3 game awal ini, semoga bisa membantu kita menang melawan Lebanon, dan bertahan di Divisi A,” ujar Ekayana penuh harap.

Lebih dari Sekadar Laga, Ini Ujian Mental dan Karakter

Pertandingan melawan Lebanon bukan hanya soal bertahan atau terdegradasi. Ini akan menjadi penentu karakter dan masa depan dari regenerasi basket putri Indonesia. Setelah menguji diri menghadapi kekuatan-kekuatan elite Asia, kini saatnya menunjukkan bagaimana tim ini bisa belajar dan bangkit dari tekanan.

Apapun hasilnya nanti, satu hal yang jelas: perjalanan timnas basket putri Indonesia di FIBA Women’s Asia Cup 2025 menjadi pengalaman penting. Baik sebagai pelajaran, maupun sebagai batu loncatan untuk evaluasi dan perbaikan ke depan.

Jika mampu mengalahkan Lebanon, itu akan jadi tonggak penting dalam membangun keberlanjutan program basket putri nasional. Sebaliknya, andai kalah dan terdegradasi, itu akan membuka babak baru untuk membangun kembali fondasi dari Divisi B.

Yang jelas, semua mata kini tertuju pada satu laga: Indonesia vs Lebanon. Nasib basket putri Indonesia sedang dipertaruhkan.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index