Liga Indonesia

Langkah Berani Rafael Struick: Dari Eropa ke Liga Indonesia

Langkah Berani Rafael Struick: Dari Eropa ke Liga Indonesia
Langkah Berani Rafael Struick: Dari Eropa ke Liga Indonesia

JAKARTA - Meninggalkan kenyamanan sepak bola Eropa untuk mencoba atmosfer kompetisi Asia Tenggara bukan keputusan mudah. Namun bagi Rafael Struick, penyerang muda tim nasional Indonesia kelahiran Belanda, keputusan tersebut menjadi bagian dari perjalanan besar dalam kariernya. Ia memilih untuk bergabung dengan Dewa United FC dan siap menghadapi kerasnya kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2025/2026.

Ketertarikan Struick terhadap sepak bola Indonesia bukanlah hal yang datang tiba-tiba. Sebagai pemain yang sudah menyatu dengan skuad Garuda, ia melihat sendiri bagaimana gairah serta intensitas permainan di tanah air. Langkahnya menuju Dewa United menjadi penegas bahwa ia tidak hanya ingin menjadi bagian dari timnas, tetapi juga menyatu dengan kultur sepak bola nasional secara utuh.

Dengan mengenakan nomor punggung 27, Struick diharapkan menjadi senjata baru di lini depan pasukan Jan Olde Riekerink. Pengalaman bermain di level Eropa menjadikan Struick sebagai tambahan kekuatan yang diharapkan mampu memberi warna berbeda di tubuh Dewa United.

“Menurut saya, ini adalah salah satu klub besar yang ada di Indonesia. Saya sangat bangga bisa bergabung dengan Dewa United dan tidak sabar untuk segera latihan bersama tim,” ujarnya saat diperkenalkan secara resmi di Dewa United Training Ground, Tangerang.

Ketertarikan Struick terhadap Liga 1 tidak lepas dari pengaruh rekan-rekannya di tim nasional Indonesia. Nama-nama seperti Egy Maulana Vikri, Ricky Kambuaya, dan Stefano Lilipaly menjadi referensi sekaligus sumber informasi bagi Struick dalam memahami dunia sepak bola di Indonesia. Percakapan dengan para pemain tersebut meyakinkannya bahwa Dewa United adalah tempat yang tepat untuk berkembang.

“Jujur, saya belum begitu familiar dengan permainan di Liga Indonesia. Namun, saya sudah berbicara dengan beberapa pemain seperti Egy, saya juga mengenal Ricky dan Fano. Mereka banyak membantu saya,” ungkap Struick yang sebelumnya merumput di Belanda.

Keputusan Struick untuk meninggalkan Eropa dan memilih bermain di Indonesia menandai sebuah transisi penting. Ia tidak hanya datang sebagai pemain asing, tapi sebagai talenta muda Indonesia yang ingin memperdalam pengalaman di liga lokal. Tantangan adaptasi, baik dari segi fisik, cuaca, hingga pola permainan, tentu akan menjadi ujian tersendiri baginya.

Meski demikian, semangat dan rasa penasaran akan atmosfer Liga 1 menjadi motivasi utama baginya. Ia ingin mengetahui secara langsung seperti apa kualitas dan intensitas sepak bola nasional yang selama ini hanya ia saksikan melalui layar atau dengar dari cerita rekan-rekannya.

“Sekarang saya harus mencoba merasakan langsung. Tujuannya jelas untuk mengetahui seperti apa level liga Indonesia yang sesungguhnya,” tegas Struick yang kini berusia 22 tahun.

Pelatih Jan Olde Riekerink tentu menyambut baik kehadiran Struick. Sosok pelatih asal Belanda itu memang dikenal memiliki visi kuat dalam membangun tim melalui kombinasi pemain muda dan berpengalaman. Struick dinilai bisa menjadi elemen penting dalam strategi tersebut, terutama dalam mengisi posisi penyerang yang selama ini menjadi fokus utama pengembangan tim.

Dewa United sendiri menunjukkan keseriusannya membangun skuad kompetitif. Dengan kehadiran sejumlah pemain timnas di tubuh klub, serta perekrutan Struick, manajemen Dewa United seolah mengirim pesan bahwa mereka siap bersaing di level tertinggi kompetisi domestik.

Langkah ini pun menuai apresiasi dari banyak pengamat. Keberanian Dewa United menggaet pemain muda yang memiliki latar belakang sepak bola Eropa, namun berstatus WNI, menjadi strategi jangka panjang yang menjanjikan. Ini bukan hanya soal performa di lapangan, tapi juga simbol keseriusan klub dalam merangkul dan mengembangkan potensi sepak bola nasional dari berbagai sisi.

Struick tentu tidak bisa sendiri. Ia akan membutuhkan waktu untuk beradaptasi, memahami dinamika permainan di Indonesia, dan membentuk chemistry dengan rekan-rekan barunya. Namun, latar belakangnya yang tangguh, serta dukungan dari pemain senior dan staf pelatih, memberi harapan besar bahwa adaptasinya tidak akan berjalan terlalu lama.

Jika semua berjalan lancar, Struick bisa menjadi aset berharga, bukan hanya bagi Dewa United, tetapi juga bagi timnas Indonesia ke depan. Pengalaman bermain di dua dunia sepak bola yang berbeda Eropa dan Asia Tenggara memberinya perspektif unik yang sangat dibutuhkan dalam membentuk pemain modern yang tangguh dan adaptif.

Sebagai penutup, langkah Rafael Struick ke Dewa United patut dilihat sebagai simbol keberanian dan dedikasi. Ia memilih jalur yang tidak biasa demi menjawab tantangan yang lebih besar. Bagi Dewa United, ini adalah investasi masa depan. Bagi Liga 1, ini adalah penegas bahwa kompetisi domestik kini semakin menarik perhatian talenta diaspora yang ingin pulang dan membuktikan diri di negeri sendiri.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index