JASA MARGA

Jasa Marga Ajak Masyarakat Cerdas Hadapi Hoaks Digital

Jasa Marga Ajak Masyarakat Cerdas Hadapi Hoaks Digital
Jasa Marga Ajak Masyarakat Cerdas Hadapi Hoaks Digital

JAKARTA - Meningkatnya literasi digital di tengah masyarakat Indonesia tidak serta-merta menghapus potensi kejahatan siber. Salah satu contoh nyata yang baru-baru ini ramai diperbincangkan adalah beredarnya informasi menyesatkan yang mengatasnamakan PT Jasa Marga (Persero) Tbk, seolah-olah perusahaan tersebut sedang mengadakan program berbagi saldo e-toll gratis. Dalam situasi ini, penting bagi masyarakat untuk mengenali dan menghindari jebakan digital yang semakin canggih dan membahayakan.

Dalam klarifikasinya, Jasa Marga menyampaikan bahwa mereka tidak pernah menyelenggarakan program bagi-bagi saldo e-toll senilai Rp500.000 seperti yang tersebar luas di media sosial. Informasi ini tidak hanya palsu, tetapi juga membawa risiko penipuan yang serius. Penjelasan tersebut disampaikan melalui kanal resmi perusahaan, sekaligus menjadi bentuk peringatan agar masyarakat lebih waspada terhadap informasi yang tidak bisa dipastikan kebenarannya.

“Pihak Jasa Marga tidak pernah mengadakan program sejenis. Informasi tersebut merupakan hoaks dan masyarakat diimbau untuk tidak mudah percaya,” tulis perusahaan dalam pernyataan resminya.

Bentuk penyebaran informasi menyesatkan ini beragam, mulai dari pesan berantai di aplikasi chat hingga tautan mencurigakan yang menjanjikan saldo gratis. Ciri khas lainnya adalah penggunaan logo resmi Jasa Marga, kalimat persuasif, serta desain visual menyerupai kanal resmi perusahaan, yang kerap kali berhasil mengelabui masyarakat awam.

Oleh karena itu, Jasa Marga mengimbau masyarakat untuk selalu memverifikasi informasi melalui saluran resmi, yakni:

Situs web resmi: www.jasamarga.com

Instagram: @official.jasamarga

Twitter: @OFFICIAL_JSMR dan @PTJASAMARGA

Facebook: PT Jasa Marga – Persero Tbk

YouTube: Official Jasa Marga

Selain itu, perusahaan juga menyediakan layanan call center di nomor 14080, yang dapat dihubungi untuk mendapatkan klarifikasi atau informasi resmi.

Modus penipuan seperti ini tidak hanya menargetkan pengguna jalan tol, tetapi juga siapa pun yang aktif menggunakan internet dan media sosial. Tautan palsu yang menyebar umumnya akan mengarahkan korban ke situs tiruan yang memiliki risiko besar: pencurian data pribadi, termasuk nomor kartu e-toll, nama, alamat email, bahkan akses ke rekening bank.

"Kami menekankan pentingnya literasi digital bagi seluruh masyarakat, terutama di era informasi yang serba cepat seperti saat ini," tegas Jasa Marga.

Upaya edukasi menjadi kunci utama dalam memerangi penyebaran hoaks. Dalam kasus ini, masyarakat diingatkan untuk tidak mudah tergoda oleh tawaran menggiurkan seperti hadiah, saldo gratis, atau sejenisnya, yang disampaikan melalui jalur tidak resmi. Kewaspadaan harus menjadi sikap utama, terutama ketika berhadapan dengan pesan berantai, gambar promosi yang tidak lazim, atau tautan acak.

Lebih lanjut, perusahaan juga mengajak pengguna untuk tidak menyebarluaskan informasi yang belum terverifikasi, karena dapat memperbesar dampak dari penyebaran hoaks itu sendiri. Jika menemukan konten mencurigakan, masyarakat diminta untuk segera melapor kepada pihak Jasa Marga agar dapat ditindaklanjuti secara tepat dan cepat.

Sasaran utama dari modus ini adalah pengguna yang tidak terbiasa melakukan pengecekan silang. Dalam banyak kasus, pengguna yang tergiur oleh tawaran palsu itu akhirnya harus menghadapi kerugian, baik secara finansial maupun terkait dengan data pribadi mereka.

Bentuk penipuan digital semacam ini sebenarnya bukan hal baru. Namun, kemasannya yang semakin canggih membuat masyarakat awam kesulitan membedakan mana informasi yang benar dan mana yang palsu. Keberadaan logo resmi, gaya bahasa formal, bahkan link pendek yang menyerupai alamat web asli menjadi alat yang ampuh untuk memancing korban.

Sebagai tindakan preventif, masyarakat diimbau:

Tidak mengklik tautan yang tidak jelas asal-usulnya.

Tidak memberikan data pribadi kepada pihak yang tidak dikenal.

Selalu merujuk pada kanal resmi saat menerima informasi yang mengatasnamakan institusi tertentu.

Jasa Marga sendiri menyatakan bahwa semua program resmi akan disampaikan melalui saluran yang sah, bukan melalui pesan pribadi atau tautan massal. Penyebaran informasi palsu tidak hanya merugikan pengguna, tapi juga mencederai reputasi perusahaan.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat, literasi digital menjadi keterampilan yang tidak bisa ditawar lagi. Kewaspadaan terhadap hoaks dan modus penipuan daring harus dibangun sejak dini, baik oleh individu maupun institusi. Upaya perusahaan seperti Jasa Marga dalam memberikan edukasi dan klarifikasi adalah langkah penting yang patut diapresiasi, tetapi pada akhirnya kesadaran publik tetap menjadi benteng utama.

Masyarakat juga didorong untuk berbagi informasi edukatif kepada keluarga dan orang terdekat mengenai cara mengenali hoaks dan melindungi diri dari modus penipuan digital. Hanya dengan membangun komunitas yang waspada dan terinformasi, ancaman dari penyalahgunaan teknologi dapat ditekan secara maksimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index