SEPAK BOLA

Sepak Bola Putri: Lionesses Dekati Takhta Eropa Usai Kalahkan Italia

Sepak Bola Putri: Lionesses Dekati Takhta Eropa Usai Kalahkan Italia
Sepak Bola Putri: Lionesses Dekati Takhta Eropa Usai Kalahkan Italia

JAKARTA - Perjalanan impresif timnas sepak bola putri Inggris di pentas Eropa kembali berlanjut. Kali ini, mereka menunjukkan mental juara saat menaklukkan Italia dalam laga semifinal yang berlangsung penuh tensi di Stade de Genève, Swiss. Dengan kemenangan dramatis 2-1 setelah perpanjangan waktu, The Lionesses kembali memastikan tempat di final UEFA Women’s EURO, membuktikan bahwa dominasi mereka belum akan pudar.

Italia sempat mengejutkan Inggris lebih dulu. Pada babak pertama, pasukan Azzurre menunjukkan perlawanan solid dan bahkan sukses memecah kebuntuan. Gol tercipta melalui eksekusi tendangan bebas indah dari Barbara Bonansea yang meluncur deras ke gawang Inggris di menit ke-33. Gol ini sempat mengubah dinamika permainan, memaksa Inggris untuk tampil lebih agresif dan menekan secara terus-menerus hingga turun minum.

Namun karakter pantang menyerah kembali menjadi ciri khas The Lionesses. Meskipun berkali-kali menemui kebuntuan di lini depan, Inggris terus melancarkan serangan demi serangan. Tekanan tersebut akhirnya membuahkan hasil pada menit ke-96, tak lama setelah babak tambahan dimulai. Michelle Agyemang, yang baru masuk sebagai pemain pengganti, mencatatkan namanya di papan skor dan menyelamatkan Inggris dari kekalahan lewat gol penyama yang meledakkan semangat tim.

Tensi pertandingan semakin tinggi di babak tambahan. Kekuatan fisik dan konsistensi taktik benar-benar diuji di 30 menit terakhir ini. Inggris, dengan pengalaman dan mental yang sudah terasah dalam turnamen-turnamen sebelumnya, terus menjaga intensitas. Kesabaran mereka membuahkan hasil saat wasit menunjuk titik putih bagi Inggris di menit ke-119. Meski penalti yang dieksekusi Chloe Kelly sempat ditepis kiper Italia, penyerang Arsenal itu langsung menyambar bola muntah dan membawa Inggris unggul 2-1, menyegel kemenangan dramatis yang penuh emosi.

Keputusan penalti tersebut sempat menuai kontroversi. Pihak Italia menyuarakan protes keras, menilai pelanggaran yang terjadi terlalu ringan untuk berujung pada hadiah penalti. Protes itu menjadi bagian dari narasi panasnya laga semifinal, yang memang sejak awal menyajikan intensitas tinggi dari kedua belah pihak. Di luar lapangan, laga ini juga tak luput dari sorotan publik terhadap keputusan tim Inggris yang tidak lagi melakukan aksi “take the knee” menjelang pertandingan. Langkah tersebut memancing berbagai komentar, terutama karena berdekatan dengan insiden rasisme yang sempat dialami salah satu pemain Inggris.

Meski demikian, fokus utama tetap tertuju pada pencapaian Inggris di turnamen ini. Tim asuhan Sarina Wiegman sekali lagi menunjukkan kualitas sebagai favorit juara. Tampil konsisten dari fase grup hingga semifinal, The Lionesses kini hanya tinggal satu langkah lagi dari rekor bersejarah: menjuarai EURO untuk ketiga kalinya secara beruntun.

Wiegman sendiri tidak bisa menyembunyikan rasa bangganya terhadap performa para pemainnya. Dengan kombinasi pemain senior dan muda, Inggris sukses menjaga keseimbangan antara pengalaman dan energi baru. Sosok Michelle Agyemang, misalnya, menjadi simbol keberhasilan Inggris dalam merotasi pemain secara cerdas. Penampilannya yang mencetak gol penyama menunjukkan betapa dalamnya kedalaman skuad The Lionesses.

Chloe Kelly juga kembali menjadi pahlawan. Setelah sebelumnya menjadi penentu kemenangan di final EURO 2022, kini ia mengulang peran kuncinya di semifinal 2025. Dengan insting tajamnya, Kelly membuktikan bahwa dirinya layak menyandang status pemain kunci dalam misi Inggris mempertahankan supremasi di Eropa.

Di final nanti, Inggris akan menghadapi pemenang antara Jerman dan Spanyol. Kedua lawan ini sama-sama tangguh, dengan sejarah panjang dan komposisi pemain mumpuni. Namun bagi Inggris, siapa pun lawannya, tantangan itu akan mereka hadapi dengan mental juara yang kini semakin terasah.

Perjalanan ke final ini juga membawa Inggris ke dalam catatan elite turnamen sepak bola wanita. Jika mampu menaklukkan lawan di laga puncak, maka Inggris akan menyamai dominasi yang sebelumnya hanya bisa dicapai oleh beberapa negara kuat di Eropa. Keberhasilan ini juga akan memperkuat posisi Sarina Wiegman sebagai pelatih paling sukses di kancah sepak bola wanita, setelah sebelumnya membawa Inggris menjuarai EURO dan tampil di final Piala Dunia.

Kemenangan atas Italia bukan hanya sekadar tiket ke final, tapi juga simbol dari kekuatan mental dan taktik tim. Di saat tertinggal, mereka tidak kehilangan arah. Di saat tertekan, mereka tetap tenang dan terus mencari celah. Inilah timnas putri Inggris yang telah menjelma menjadi kekuatan dominan di Eropa dalam beberapa tahun terakhir.

Dengan dukungan suporter dan kesiapan mental, The Lionesses kini mengincar satu hal: trofi juara EURO 2025, yang akan mempertegas status mereka sebagai ratu sepak bola Eropa.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index