MIND ID

MIND ID Genjot Produksi Aluminium Nasional

MIND ID Genjot Produksi Aluminium Nasional
MIND ID Genjot Produksi Aluminium Nasional

JAKARTA - Indonesia tengah menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan domestik terhadap aluminium, seiring meningkatnya peran logam ringan ini dalam berbagai sektor strategis seperti manufaktur, energi terbarukan, dan kendaraan listrik. Dalam menjawab tantangan tersebut, Holding Industri Pertambangan MIND ID terus mempercepat langkah integrasi hilirisasi dengan memperkuat kapasitas produksi nasional.

Melalui anak usahanya, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), MIND ID menargetkan peningkatan kapasitas produksi aluminium nasional dari 275 ribu ton per tahun menjadi 900 ribu ton per tahun pada 2029. Ambisi ini menjadi bagian dari peta jalan besar menuju swasembada aluminium, sekaligus mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku industri logam.

Permintaan terhadap aluminium nasional saat ini berada di angka 1,2 juta ton per tahun. Melihat proyeksi jangka panjang, konsumsi diperkirakan melonjak hingga 600 persen dalam 30 tahun mendatang. Hal ini dipicu antara lain oleh tumbuhnya ekosistem kendaraan listrik (EV) serta kebutuhan besar dari proyek-proyek pembangkit energi seperti panel surya.

Dalam konteks EV, komponen battery pack sendiri mengandung hingga 18% aluminium. Sedangkan untuk pembangunan pembangkit tenaga surya berkapasitas 1 MW, kebutuhan aluminium dapat mencapai 21 ton. Oleh karena itu, keberlanjutan rantai pasok aluminium menjadi prioritas nasional, dan MIND ID mengambil peran utama dalam mewujudkan ekosistem industri yang terintegrasi dari hulu ke hilir.

Proyek Strategis Penguatan Kapasitas Nasional

Salah satu langkah konkret yang tengah dijalankan MIND ID adalah pembangunan fasilitas produksi aluminium baru di Mempawah dengan kapasitas hingga 600 ribu ton per tahun (KTPA). Bila digabungkan dengan kapasitas eksisting INALUM, maka total produksi bisa mencapai 900 ribu KTPA.

Langkah ini bukan hanya bersifat ekspansi produksi, tetapi juga bagian dari transformasi besar dalam strategi hilirisasi nasional. Keberadaan fasilitas baru ini dirancang untuk memperkecil gap antara kapasitas produksi dalam negeri dan tingginya kebutuhan aluminium lokal.

Dari sisi hulu, MIND ID telah mengoperasikan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase I dengan kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun, sebagai bahan baku utama produksi aluminium. Tak berhenti di situ, pengembangan SGAR Fase II juga sedang dipersiapkan dengan kapasitas tambahan yang sama, yakni 1 juta ton per tahun.

Untuk menjamin kontinuitas bahan baku, MIND ID melalui PT Aneka Tambang Tbk juga membangun fasilitas pencucian bijih bauksit (washed bauxite) dengan kapasitas 1,47 juta ton per tahun di wilayah operasional Mempawah. Dengan demikian, rantai pasok dari bijih hingga aluminium siap pakai bisa terkonsolidasi dalam satu sistem terintegrasi.

Komitmen Pengelolaan Berkelanjutan dan Transformasi

Dalam rangka memastikan kesiapan ekosistem tersebut, Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, bersama jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Grup MIND ID melakukan kunjungan ke fasilitas SGAR Fase I di Mempawah. Kunjungan tersebut mencakup peninjauan langsung proses produksi alumina, rencana pembangunan SGAR Fase II, serta smelter aluminium baru yang akan menjadi pusat produksi masa depan.

Dalam keterangannya, Maroef menyatakan bahwa aluminium, bersama dengan bauksit dan alumina, merupakan elemen penting dalam pengembangan industri berbasis sumber daya nasional. “Grup MIND ID berkomitmen untuk menjadi penggerak hilirisasi aluminium terintegrasi guna memperkuat posisi Indonesia sebagai produsen aluminium dunia, dan mampu berdaulat dalam mendukung industri manufaktur sekaligus mengurangi ketergantungan impor,” ujarnya.

Tak hanya berfokus pada aspek produksi, MIND ID juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan efisiensi operasional. Semua proyek strategis dirancang dengan prinsip operational excellence, mengutamakan pemeliharaan, efisiensi, transparansi, dan kemampuan adaptasi terhadap dinamika pasar global.

“Bagi MIND ID, penguatan ekosistem hilirisasi terintegrasi ini merupakan investasi untuk masa depan bangsa. Kita harus mengelolanya dengan tanggung jawab, profesionalisme, dan semangat transformasi agar Indonesia menjadi negara berdaulat dalam mendukung industrialisasi berbasis sumber daya alamnya,” tambah Maroef.

Selain aspek teknis dan efisiensi internal, pembangunan infrastruktur penunjang seperti logistik juga menjadi perhatian utama. MIND ID berupaya menjamin keberlanjutan sosial di daerah operasional dengan tetap melibatkan masyarakat lokal dan menciptakan nilai tambah ekonomi di wilayah sekitar proyek.

Menuju Posisi Strategis di Industri Global

Melalui berbagai inisiatif ini, MIND ID menunjukkan langkah nyata dalam memperkuat kemandirian industri logam strategis nasional. Target produksi 900 ribu ton aluminium per tahun bukan hanya sekadar angka, tetapi representasi dari semangat transformasi industri pertambangan Indonesia ke arah hilirisasi yang berkelanjutan dan bernilai tambah tinggi.

Dengan fondasi yang semakin kuat dari sisi kapasitas, infrastruktur, dan keberlanjutan, Indonesia diharapkan bisa memperkuat posisinya dalam rantai pasok aluminium global, serta mendukung pembangunan ekonomi berbasis sumber daya dalam negeri secara optimal.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index