JAKARTA - Di tengah ketegangan geopolitik dan tekanan ekonomi global, Apple dikabarkan akan menaikkan harga beberapa varian iPhone 17. Bukan sekadar keputusan sepihak, langkah ini diyakini sebagai respons strategis terhadap lonjakan biaya produksi dan tarif impor, terutama imbas dari kebijakan pemerintah Amerika Serikat terhadap barang-barang buatan China.
Dengan kondisi seperti ini, Apple menghadapi dilema: mempertahankan margin keuntungan atau menjaga loyalitas konsumen. Dan tampaknya, perusahaan asal Cupertino tersebut memilih jalan tengah dengan menyesuaikan harga sebagian model saja.
Tiga dari Empat Model Diperkirakan Alami Kenaikan
- Baca Juga BYD Masuk 20 Besar Mobil Terlaris
Laporan terbaru yang diterbitkan oleh 9to5Mac menyebut bahwa iPhone 17 Pro, iPhone 17 Pro Max, dan iPhone 17 Air akan mengalami kenaikan harga sekitar $50 dibandingkan generasi sebelumnya. Hanya iPhone 17 model standar yang diperkirakan tetap dijual dengan harga $799 (sekitar Rp13,1 jutaan), menjaga posisi sebagai model “paling terjangkau” di lini terbaru ini.
Prediksi ini datang dari analis Edison Lee dari Jefferies, yang menilai bahwa tekanan dari tarif dan naiknya harga komponen membuat Apple harus menyesuaikan harga. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari Apple, analisis ini dianggap masuk akal karena sejalan dengan rumor yang sudah beredar sejak beberapa bulan sebelumnya.
Dampak Langsung Tarif Impor
Salah satu pemicu utama dari potensi kenaikan harga ini adalah kebijakan tarif impor yang diberlakukan pemerintah AS terhadap produk-produk asal China. Sebagai produsen yang masih sangat bergantung pada manufaktur di China, Apple ikut merasakan efek domino dari kebijakan tersebut.
Laporan dari Jefferies mengungkapkan bahwa pada kuartal kedua tahun ini, Apple telah menanggung kerugian hingga $900 juta (sekitar Rp14,8 triliun) akibat biaya tambahan tersebut. Namun strategi menyerap biaya itu dinilai tak bisa dipertahankan terus-menerus. Maka, melalui iPhone 17, sebagian beban kemungkinan besar akan dialihkan kepada konsumen.
Ironisnya, meskipun menghadapi tekanan biaya, performa penjualan iPhone di kuartal yang sama justru mengalami lonjakan naik 22 persen secara tahunan. Ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap produk Apple tetap kuat, memberi ruang bagi Apple untuk bereksperimen dalam strategi harga.
Estimasi Harga iPhone 17: Mana yang Naik?
Berikut adalah rincian harga iPhone 17 berdasarkan proyeksi dari Jefferies:
iPhone 17: $799 (sekitar Rp13 juta) tetap
iPhone 17 Pro: $1.049 (sekitar Rp17,2 juta) naik $50
iPhone 17 Pro Max: $1.249 (sekitar Rp20,5 juta) naik $50
iPhone 17 Air: diperkirakan $899–$999 (sekitar Rp14,7–16 jutaan), menggantikan posisi iPhone 16 Plus
Dengan skema tersebut, para pengguna yang mengincar lini Pro harus merogoh kocek lebih dalam. Walau hanya naik $50, di pasar ponsel flagship kenaikan ini cukup terasa, apalagi jika dikalikan dengan jutaan unit penjualan global.
Fitur Baru Diharapkan Jadi Kompensasi
Kenaikan harga memang rentan menimbulkan penolakan, terutama jika tidak dibarengi dengan peningkatan fitur. Menurut The Wall Street Journal, Apple kini tengah menyiapkan serangkaian pembaruan signifikan pada iPhone 17, yang mencakup desain baru, peningkatan kamera, efisiensi daya, hingga teknologi layar yang lebih mutakhir.
Spekulasi lain menyebut kemungkinan penggunaan material baru dan sensor kamera lebih canggih, yang bisa menjadi daya tarik utama. Jika peningkatan tersebut benar-benar hadir, maka tambahan biaya $50 mungkin dapat diterima oleh konsumen loyal Apple yang mencari performa dan teknologi terbaik.
Peralihan Produksi ke India Belum Maksimal
Apple sudah mulai mengurangi ketergantungannya terhadap manufaktur di China dengan mengalihkan sebagian produksi ke India. Namun, kapasitas produksi di India masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan peluncuran global setidaknya dalam waktu dekat.
Karena itu, sebagian besar unit iPhone 17 kemungkinan masih akan dibuat di China, dan tetap terkena tarif impor tinggi saat masuk ke pasar AS. Berdasarkan peraturan tarif era Trump yang masih berlaku, iPhone buatan China bisa dikenai beban biaya tambahan hingga 20 persen. Hal ini turut mendorong Apple untuk melakukan penyesuaian harga.
Strategi Bertahan di Tengah Persaingan
Menariknya, Apple memilih untuk tetap mempertahankan harga model standar iPhone 17. Ini menunjukkan adanya upaya untuk menjaga daya saing di pasar yang kian kompetitif. Bagi konsumen dengan anggaran terbatas, model ini tetap bisa menjadi pilihan masuk akal, tanpa harus merasakan dampak langsung dari naiknya biaya produksi.
Di sisi lain, untuk model yang mengusung fitur-fitur premium, Apple tampaknya percaya diri bahwa pengguna setianya akan tetap loyal meski harga naik. Pertanyaannya kini: apakah konsumen akan menerima peningkatan harga ini, atau justru mulai melirik alternatif dari merek lain yang menawarkan spesifikasi serupa dengan harga lebih bersaing?
Menantikan iPhone 17: Siapkah Kamu?
Peluncuran iPhone 17 diperkirakan berlangsung pada bulan September, sesuai dengan pola tahunan Apple. Meski belum diumumkan secara resmi, bocoran informasi terus bermunculan dan spekulasi soal harga dan fitur makin menguat.
Jika prediksi dari Jefferies dan analis lainnya terbukti akurat, konsumen akan dihadapkan pada keputusan penting: tetap setia pada ekosistem Apple dengan harga lebih tinggi, atau mempertimbangkan opsi baru dari kompetitor. Apapun pilihannya, iPhone 17 jelas akan menjadi salah satu peluncuran paling diperhatikan tahun ini.