Erick Thohir

Erick Thohir Pastikan Timnas Tak Lagi Terpusat di Jakarta

Erick Thohir Pastikan Timnas Tak Lagi Terpusat di Jakarta
Erick Thohir Pastikan Timnas Tak Lagi Terpusat di Jakarta

JAKARTA - Penyebaran persebaran agenda Timnas Indonesia kini mulai menunjukkan perubahan yang lebih inklusif. Tidak lagi hanya berpusat di Jakarta, PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir mulai membuktikan langkah konkret menuju pemerataan sepak bola nasional. Komitmen untuk membagi peran daerah dalam mendukung kemajuan tim nasional tercermin dari penunjukan sejumlah kota besar di luar ibu kota sebagai tuan rumah pertandingan berskala internasional.

Dalam pernyataan terbarunya, Erick Thohir menegaskan bahwa tim nasional, baik kelompok usia maupun senior, tidak akan lagi bergantung pada Jakarta sebagai pusat kegiatan. Salah satu bentuk nyata dari komitmen tersebut adalah pelaksanaan berbagai ajang pertandingan internasional di Medan, Sumatra Utara, dan Surabaya serta Sidoarjo, Jawa Timur.

Piala Kemerdekaan 2025, misalnya, yang merupakan ajang pemanasan Timnas U-17 menjelang Piala Dunia U-17 2025, akan digelar di Medan. Menurut Erick, ajang ini menjadi wadah persiapan serius sekaligus upaya menjadikan Sumatra Utara sebagai bagian penting dalam ekosistem sepak bola nasional.

“Makanya U17 kita mainkan di Sumatra Utara karena persiapan Piala Dunia, bermain bersama Afrika Selatan, Tajikistan, dan satu negara lagi yang sedang kita tunggu jawabannya,” ujar Erick Thohir kepada jurnalis termasuk Kompas.com.

Langkah ini tidak hanya berdampak pada aspek teknis persiapan timnas, tetapi juga memberi dampak ekonomi dan sosial bagi daerah. Pemerintah pusat telah membangun berbagai infrastruktur pendukung olahraga yang kini mulai dimanfaatkan secara lebih merata. Erick menyebut bahwa kesempatan daerah untuk menjadi pusat penyelenggaraan pertandingan merupakan bentuk penghargaan sekaligus pemanfaatan sumber daya yang telah tersedia.

PSSI juga mengupayakan agar keadilan persebaran sepak bola meliputi semua jenjang kompetisi. Misalnya, penyelenggaraan Piala Pertiwi 2025 yang tidak lagi dipusatkan di Pulau Jawa menjadi bukti nyata pemerataan kesempatan yang diberikan ke seluruh daerah.

Sementara itu, Jawa Timur juga bersiap menyambut dua agenda besar yang melibatkan Timnas Indonesia. Kota Sidoarjo akan menjadi tuan rumah Kualifikasi Piala Asia U-23 2026. Stadion Gelora Delta Sidoarjo yang baru diresmikan pun akan menjadi lokasi pertandingan tersebut.

“Di Sidoarjo, yang lapangannya diresmikan Bapak Presiden Prabowo, Timnas U23 akan bertanding melawan Korea Selatan, Makau, dan Laos,” jelas Erick.

Tak hanya itu, Surabaya pun akan menjadi saksi kehadiran timnas senior dalam ajang FIFA Matchday. Timnas Indonesia akan menjamu dua negara Asia Barat, yaitu Kuwait dan Lebanon di Stadion Gelora Bung Tomo. Kehadiran tim nasional di Surabaya diharapkan dapat menarik antusiasme tinggi dari masyarakat, khususnya suporter Persebaya.

“Timnas senior pun akan hadir di Surabaya, jadi tidak Jakarta sendiri dan tidak mengganggu jadwalnya Persebaya,” tambah Erick, yang juga menjabat sebagai Menteri BUMN.

Penjadwalan pertandingan tim nasional juga telah disesuaikan agar tidak tumpang tindih dengan Liga 1 Indonesia (Super League 2025-2026). Erick menegaskan bahwa pertandingan digelar saat kalender internasional, tepatnya FIFA Matchday, sehingga kompetisi lokal dihentikan sementara waktu.

“Pertandingan timnas digelar saat FIFA Matchday, jadi Liga 1 berhenti. Tidak akan mengganggu jadwal klub seperti Persebaya yang markasnya di Surabaya,” tegasnya.

Koordinasi juga dilakukan untuk memastikan semua teknis dan logistik pertandingan berjalan lancar. Erick telah menemui CEO Persebaya Surabaya, Azrul Ananda, guna membahas teknis pelaksanaan pertandingan, termasuk kebutuhan dukungan dari manajemen klub serta pemerintah daerah.

“Bertemu dengan Bapak Azrul Ananda, CEO Persebaya Surabaya dan Manajemen Persebaya Surabaya untuk berkoordinasi tentang event Timnas Indonesia yang akan digelar di Jawa Timur,” ucapnya dalam unggahan Instagram resminya.

Lebih lanjut, Erick juga berharap bahwa kehadiran Timnas di Jawa Timur bisa menjadi momen spesial bagi masyarakat. Ia mengajak seluruh pendukung sepak bola Indonesia untuk memberikan dukungan penuh secara langsung di stadion. Keberadaan suporter, menurutnya, akan menjadi kekuatan moral yang sangat penting bagi para pemain di lapangan.

“Karena ini kan FIFA Matchday, liganya berhenti. Nanti coach Patrick dan seluruh pemain bintang, yang suporter di Surabaya ingin tatap muka langsung, silakan dukung, akan bermain di sini melawan Kuwait dan Lebanon,” imbuh Erick.

Kehadiran suporter lokal juga diharapkan dapat menciptakan atmosfer positif, yang mampu meningkatkan performa tim nasional. Di saat yang sama, gelombang dukungan dari berbagai daerah juga menjadi bukti bahwa kecintaan terhadap tim nasional tidak terbatas hanya di ibu kota.

“ Kami pastikan liga jalan, timnas juga jalan. Semuanya kami atur agar tidak saling bertabrakan,” pungkasnya.

Langkah Erick Thohir ini mengindikasikan bahwa masa depan sepak bola Indonesia akan dibangun dengan fondasi yang lebih adil dan merata. Daerah-daerah kini punya peluang yang sama besar untuk berkontribusi langsung dalam kemajuan sepak bola nasional. Dengan pemerataan agenda, pembangunan infrastruktur, serta keterlibatan masyarakat lokal, semangat nasionalisme dalam sepak bola Indonesia akan semakin kuat dan menyatu.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index