JAKARTA - Pasar mobil listrik di segmen SUV menengah hingga besar kembali memanas dengan kehadiran Xiaomi YU7. Meskipun mendapat sambutan luar biasa saat peluncuran dengan 200.000 pre-order dalam hitungan menit, realisasi pengiriman unit di bulan pertama justru menunjukkan tantangan tersendiri. Hanya 6.024 unit YU7 yang berhasil dikirimkan selama Juli, angka yang jauh di bawah ekspektasi dan potensi pasar yang ada.
Peluncuran dan Sambutan yang Mencengangkan
Xiaomi YU7 secara resmi diperkenalkan ke publik pada akhir Juni. Antusiasme konsumen sangat tinggi, terlihat dari data yang mencatat 200.000 pre-order hanya dalam tiga menit pertama dan terus bertambah hingga mencapai 289.000 dalam satu jam. Namun, keberhasilan dalam mencatatkan angka pemesanan awal tersebut tidak diikuti oleh kecepatan pengiriman yang memadai pada bulan berikutnya.
- Baca Juga Olahraga Ringan Bantu Atasi Insomnia
Kapasitas Produksi dan Realisasi Pengiriman
Fasilitas produksi Xiaomi Auto terdiri dari dua tahap utama. Tahap pertama memiliki kapasitas tahunan sebesar 150.000 unit dan telah beroperasi selama satu tahun terakhir. Sedangkan tahap kedua, yang baru rampung pada pertengahan tahun ini, diprediksi memiliki kapasitas setara dengan tahap pertama setelah mulai beroperasi penuh.
Namun, kendati kapasitas pabrik secara teori cukup untuk memenuhi permintaan, jumlah unit yang dikirimkan pada bulan Juli masih tergolong rendah, dengan hanya 6.024 unit YU7 yang keluar ke konsumen. Sebagai perbandingan, produsen lain seperti Leapmotor mampu memproduksi 10.000 unit dalam waktu kurang dari sepekan pasca peluncuran.
Dinamika Pasar dan Tantangan Target Penjualan
Xiaomi Auto menargetkan pengiriman sebanyak 350.000 unit sepanjang tahun ini. Setelah berhasil mengirimkan 150.000 unit di semester pertama, perusahaan masih harus menggenjot pengiriman hingga mencapai rata-rata 33.000 unit per bulan di paruh kedua tahun. Pada bulan Juli, gabungan pengiriman SUV Xiaomi YU7 dan SU7 mencapai sekitar 30.452 unit, sedikit di bawah target bulanan yang diharapkan.
Dengan beroperasinya pabrik tahap kedua, kapasitas produksi diperkirakan akan meningkat dan membantu Xiaomi mengejar target tersebut. Namun, tantangan terbesar tidak hanya dari kapasitas produksi, melainkan juga dari persaingan internal antara dua model SUV unggulan Xiaomi, yaitu SU7 dan YU7.
Persaingan Internal dan Perilaku Konsumen
Ketika YU7 diperkenalkan, hanya sekitar 10% dari pemilik pre-order SU7 yang memilih untuk beralih ke model baru tersebut. Artinya, YU7 belum mampu meredam tekanan pengiriman SU7, sementara dirinya sendiri menghadapi masalah pengiriman yang serius.
Situasi ini memperlihatkan bahwa kehadiran model baru tidak secara signifikan menggeser permintaan pada model lama, sehingga Xiaomi menghadapi beban produksi yang cukup besar untuk memenuhi permintaan kedua model sekaligus.
Durasi Pengiriman yang Memanjang
Salah satu isu utama yang dihadapi adalah waktu tunggu pengiriman YU7 yang kini sudah melewati 10 bulan. Durasi ini dianggap sangat panjang, terutama dalam konteks industri kendaraan energi baru yang berkembang cepat dan adanya perubahan kebijakan pajak tahunan yang memengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Untuk mengatasi antrian panjang ini, Xiaomi menerapkan kebijakan baru yang meminta sebagian pelanggan melakukan pelunasan penuh di awal agar prioritas pengiriman diberikan kepada mereka dengan komitmen pembelian lebih tinggi.
Tantangan Logistik dan Prospek Masa Depan
Akumulasi pre-order yang sangat tinggi untuk SU7 dan YU7 menghadirkan tantangan logistik besar bagi Xiaomi. Dalam 72 jam pertama peluncuran YU7, tercatat 315.900 pesanan, jauh melebihi kapasitas produksi tahunan Xiaomi Auto yang masih berkisar 350.000 unit untuk kedua model.
Mengingat situasi ini, Xiaomi mungkin mempertimbangkan peluncuran model baru sebagai strategi untuk mengalihkan sebagian permintaan. Namun, pengalaman peluncuran YU7 yang belum menyelesaikan masalah pengiriman SU7 secara signifikan memberikan gambaran bahwa strategi semacam itu berisiko dan memerlukan perencanaan matang.
Walaupun Xiaomi YU7 meraih angka pre-order yang fantastis, realisasi pengiriman kendaraan masih menjadi kendala utama yang harus segera diatasi. Kapasitas produksi yang masih terbatas, persaingan internal dengan model SU7, serta durasi tunggu pengiriman yang panjang menjadi hambatan dalam memenuhi ekspektasi pasar yang besar.
Ke depan, peningkatan kapasitas produksi, efisiensi rantai pasok, dan strategi pemasaran yang tepat akan menjadi kunci sukses Xiaomi Auto dalam mengukuhkan posisinya di pasar kendaraan listrik segmen SUV menengah hingga besar.