JAKARTA - Meski sebagian besar wilayah Indonesia tengah memasuki musim kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat untuk tetap waspada terhadap hujan dengan intensitas lebat hingga ekstrem yang diprediksi terjadi di beberapa provinsi. Fenomena ini menjadi pengingat bahwa cuaca Indonesia tidak selalu mengikuti pola musiman, dan sejumlah faktor atmosfer serta global turut memengaruhi pembentukan hujan lebat.
Faktor Penyebab Hujan Ekstrem
BMKG menjelaskan bahwa peningkatan intensitas hujan dalam beberapa hari terakhir dipicu oleh kombinasi faktor berskala regional hingga global. Aktivitas Dipole Mode negatif, Madden-Julian Oscillation (MJO), dan gelombang tropis seperti Gelombang Kelvin, Mixed Rossby-Gravity, serta Rossby Ekuatorial menjadi faktor utama yang mendorong terbentuknya awan hujan.
Selain itu, keberadaan sirkulasi siklonik di sekitar wilayah Indonesia memperkuat potensi hujan lebat sekaligus meningkatkan risiko angin kencang. Kondisi ini membuat sebagian wilayah mengalami curah hujan tinggi meski secara umum masih berada dalam periode musim kemarau.
Prediksi Cuaca 18–21 Agustus 2025
Menurut laman resmi BMKG, pada periode 18 hingga 21 Agustus 2025, cuaca di Indonesia secara umum akan didominasi cerah berawan, namun sejumlah daerah berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat. Warga di wilayah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat Daya, Papua Barat, Papua, dan Papua Selatan diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.
Hujan lebat yang terjadi berpotensi disertai kilat atau petir dan angin kencang, sehingga BMKG menetapkan kategori peringatan dini sebagai berikut:
Siaga Hujan Lebat: Jawa Barat, Bali, Kalimantan Tengah, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.
Angin Kencang: Aceh, Sulawesi Selatan, NTT, Maluku, Papua Barat, dan Papua Selatan.
Dampak Potensi Cuaca Ekstrem
Kondisi ini berpotensi menimbulkan sejumlah risiko, termasuk banjir lokal, tanah longsor, dan gangguan transportasi di wilayah yang terdampak. BMKG menekankan pentingnya masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terbaru dan menyesuaikan aktivitas sehari-hari, terutama bagi warga di kawasan rawan bencana.
Selain itu, pemerintah daerah dan pihak terkait diimbau menyiapkan langkah mitigasi, seperti membersihkan saluran air, memperkuat tanggul, dan memantau kondisi tanah di daerah rawan longsor. Persiapan ini menjadi penting agar potensi kerugian akibat cuaca ekstrem dapat diminimalisir.
Siaran Peringatan Dini dan Akses Informasi
BMKG menyediakan layanan peringatan dini melalui media online dan aplikasi resmi agar masyarakat bisa mengakses informasi secara cepat. “Perubahan cuaca bisa terjadi sewaktu-waktu, sehingga akses informasi yang akurat dan tepat waktu sangat penting untuk keselamatan warga,” kata BMKG.
Dengan memanfaatkan sistem peringatan dini, masyarakat dapat mengambil keputusan yang lebih bijak terkait aktivitas di luar rumah, transportasi, dan kegiatan ekonomi. Hal ini juga membantu pihak berwenang dalam menyiapkan langkah-langkah darurat bila terjadi hujan lebat atau angin kencang.
Cuaca Tidak Selalu Mengikuti Musim
Fenomena hujan lebat di tengah musim kemarau menjadi pengingat bahwa cuaca di Indonesia sangat dinamis. Kombinasi faktor atmosfer dan global dapat memicu hujan ekstrem di saat sebagian wilayah seharusnya relatif kering. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat dan kesiapan pemerintah menjadi kunci untuk menghadapi kondisi cuaca yang tidak menentu.
Selain itu, fenomena ini menunjukkan pentingnya edukasi tentang mitigasi bencana dan peran teknologi dalam memprediksi cuaca. Dengan pemahaman yang baik, masyarakat bisa lebih siap menghadapi potensi bencana, menjaga keselamatan, dan meminimalisir dampak negatif terhadap kehidupan sehari-hari.
Tips Waspada Saat Hujan Lebat dan Angin Kencang
BMKG dan pihak terkait menyarankan beberapa langkah antisipatif bagi masyarakat, antara lain:
Memantau informasi cuaca secara rutin melalui aplikasi BMKG dan media sosial resmi.
Menghindari aktivitas di luar ruangan saat hujan disertai petir atau angin kencang.
Memastikan kondisi rumah dan lingkungan tetap aman, seperti menutup ventilasi, memperkuat atap, dan membersihkan saluran air.
Siapkan perlengkapan darurat seperti senter, obat-obatan, dan makanan cadangan.
Waspada terhadap tanah longsor di daerah rawan, terutama di perbukitan atau tebing.
Dengan langkah-langkah sederhana tersebut, masyarakat dapat lebih siap menghadapi hujan lebat dan potensi angin kencang yang diprediksi melanda sejumlah wilayah Indonesia.