JAKARTA - PT Jasa Marga Tbk (JSMR) kembali menunjukkan langkah strategisnya dalam memperkuat jaringan jalan tol melalui pengucuran modal ke beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) atau operator jalan tol. Sumber dana untuk ekspansi ini berasal dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II Tahun 2025 senilai Rp 1 triliun, dengan kupon maksimal 7,15%.
Penerbitan surat utang ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan III Jasa Marga, yang menargetkan total dana sebesar Rp 4 triliun. Sebelumnya, perseroan telah menawarkan Rp 932,35 miliar melalui Obligasi Berkelanjutan III Tahap I 2024. Langkah ini menegaskan komitmen Jasa Marga dalam memperkuat posisi keuangannya sekaligus mendukung pengembangan infrastruktur jalan tol nasional.
Dalam penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap II, Jasa Marga menawarkan tiga seri obligasi. Seri A senilai Rp 120 miliar dengan kupon 6,40% per tahun berdurasi tiga tahun. Seri B senilai Rp 100 miliar dengan kupon 6,60% per tahun berdurasi lima tahun. Sementara seri C, yang menjadi seri terbesar, sebesar Rp 780 miliar dengan kupon 7,15% per tahun berdurasi 10 tahun. Pembayaran kupon akan dilakukan setiap tiga bulan, dengan kupon pertama dijadwalkan pada 3 Desember 2025.
- Baca Juga Pupuk Kalium Humat MIND ID
Jasa Marga menjelaskan, kupon terakhir sekaligus jatuh tempo akan dilunasi secara penuh (bullet payment) pada 4 September 2028 untuk seri A, 4 September 2030 untuk seri B, dan 4 September 2035 untuk seri C. Skema pembayaran ini dirancang untuk memberikan fleksibilitas keuangan dan meminimalkan tekanan kas jangka pendek bagi perseroan.
Rincian penggunaan dana juga telah ditetapkan. Sebesar Rp 286 miliar dari hasil penerbitan Obligasi akan digunakan untuk melunasi pokok Obligasi Berkelanjutan II Jasa Marga Tahap I Tahun 2020 Seri B yang jatuh tempo pada 8 September 2025. Sisanya, dana akan dialokasikan sebagai setoran modal kepada beberapa operator jalan tol, memperkuat kapasitas mereka dalam pengelolaan dan pengembangan jaringan jalan tol.
Secara rinci, Rp 250 miliar (250.000 saham) dialokasikan ke PT Jasamarga Japek Selatan (JJS) sebagai operator Tol Jakarta-Cikampek (Japek), Rp 250 miliar (250.000 saham) untuk PT Jasamarga Jogja Bawen (JJB) sebagai operator Tol Yogyakarta-Bawen, dan Rp 209,7 miliar (214.000 saham) ke PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) selaku operator Tol Probolinggo-Banyuwangi. Dengan kombinasi dana Obligasi dan kas internal perusahaan, total alokasi modal ke ketiga operator mencapai Rp 709,7 miliar.
Laporan keuangan per 30 Juni 2025 menunjukkan kas dan setara kas Jasa Marga sebesar Rp 6,36 triliun, naik dari posisi awal periode Rp 4,81 triliun. Hal ini menegaskan bahwa perseroan memiliki likuiditas yang cukup untuk mendukung ekspansi dan penguatan modal operator jalan tol.
Masa penawaran umum Obligasi dijadwalkan mulai 1 September 2025, dengan penjatahan pada 2 September 2025, pengembalian uang pemesanan dan distribusi elektronik pada 4 September 2025, dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 September 2025. Beberapa perusahaan sekuritas ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi, termasuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, sementara PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.
Langkah ini merupakan kelanjutan dari strategi Jasa Marga dalam memperkuat posisi anak usaha dan cucu usaha di sektor jalan tol. Sebelumnya, Jasa Marga telah menyalurkan modal melalui skema pemberian pinjaman pemegang saham (shareholder loan/SHL) ke operator seperti PT Jasamarga Manado Bitung (JMB) senilai maksimal Rp 1,14 triliun, PT Jasamarga Jalanlayang Cikampek (JJC) senilai Rp 355 miliar, dan PT Jasamarga Balikpapan Samarinda (JBS) senilai Rp 6,56 triliun.
Dengan penguatan modal ke operator jalan tol, Jasa Marga tidak hanya meningkatkan kapasitas finansial BUJT, tetapi juga memperkuat manajemen proyek, pemeliharaan, dan pengembangan infrastruktur jalan tol nasional. Strategi ini diharapkan mendukung pertumbuhan lalu lintas, mempercepat mobilitas, dan meningkatkan pendapatan jangka panjang perseroan.
Selain itu, penerbitan Obligasi Berkelanjutan ini memberikan peluang bagi investor untuk ikut serta dalam pengembangan sektor infrastruktur strategis nasional. Dengan kupon kompetitif hingga 7,15% per tahun, Obligasi ini diharapkan menarik minat institusi maupun investor ritel yang ingin berkontribusi pada pembangunan jalan tol sambil mendapatkan imbal hasil yang menarik.
Secara keseluruhan, langkah Jasa Marga dalam mengalokasikan modal ke operator jalan tol melalui penerbitan Obligasi menegaskan komitmen perseroan untuk menjadi motor penggerak pengembangan infrastruktur jalan tol di Indonesia. Strategi ini sejalan dengan visi Jasa Marga untuk menciptakan jaringan jalan tol yang efisien, aman, dan berkelanjutan, sekaligus memberikan manfaat ekonomi jangka panjang bagi investor, pemerintah, dan masyarakat.
Dengan fokus pada ekspansi modal, manajemen risiko, dan penguatan kapasitas BUJT, Jasa Marga terus menegaskan posisinya sebagai pengelola jalan tol terkemuka di Indonesia. Ke depan, perusahaan diprediksi akan semakin proaktif dalam memanfaatkan instrumen keuangan, termasuk Obligasi Berkelanjutan, untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang strategis dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.