JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca di wilayah Manggarai dan Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada hari ini, Rabu 30 April 2025, akan cerah berawan sepanjang hari. Prakiraan ini berdasarkan laporan dari Stasiun Meteorologi Kelas II El-Tari Kupang yang dibagikan oleh Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega Manggarai melalui grup WhatsApp Info MKG Manggarai.
Menurut Kepala Stasiun Meteorologi Frans Sales Lega, Ruteng, Decky Irmawan, yang diwakili oleh Forecaster in Duty, Deryl Febrian Bale Doto, kondisi cuaca di wilayah Manggarai dan Manggarai Timur pada 24 jam terakhir umumnya cerah berawan. Meski demikian, potensi hujan ringan diperkirakan akan terjadi pada sore hari. Hal ini menunjukkan adanya variasi cuaca lokal yang dapat terjadi dalam beberapa jam ke depan.
“Saat ini, wilayah Manggarai dan Manggarai Timur didominasi oleh cuaca cerah berawan. Namun, kami mengingatkan warga untuk tetap waspada terhadap potensi hujan ringan yang diperkirakan turun pada sore hari,” ujar Deryl Febrian Bale Doto.
Suhu Udara dan Kelembapan
Suhu udara di wilayah tersebut diperkirakan berkisar antara 13.6°C hingga 25.6°C dengan kelembapan udara yang cukup tinggi, yaitu antara 43 persen hingga 95 persen. Kondisi ini menunjukkan tingkat kelembapan yang cukup tinggi, yang dapat berkontribusi terhadap terjadinya hujan ringan pada sore hari.
“Dengan suhu udara yang berkisar antara 13.6°C hingga 25.6°C dan kelembapan yang sangat bervariasi, kondisi ini mendukung potensi terjadinya hujan ringan,” tambah Deryl.
Angin dan Gelombang Laut
Angin di wilayah Manggarai dan Manggarai Timur umumnya bertiup dari arah Tenggara hingga Barat Daya dengan kecepatan antara 2 hingga 13 km/jam. Meskipun kecepatan angin tergolong ringan, BMKG tetap mengingatkan untuk mewaspadai potensi gelombang laut yang dapat mencapai ketinggian 2.5 meter, khususnya di Selat Sumba Bagian Timur dan Laut Sawu bagian Utara.
Masuknya Musim Kemarau dan Gelombang Kelvin
Kondisi cuaca yang cerah berawan dan adanya potensi hujan ringan pada sore hari dipengaruhi oleh masuknya wilayah Manggarai ke dalam awal musim kemarau. Selain itu, fenomena Gelombang Kelvin yang terjadi di wilayah NTT turut mempengaruhi pola cuaca di daerah tersebut. Gelombang Kelvin ini memengaruhi dinamika atmosfer, termasuk penguapan yang tinggi di permukaan laut.
Suhu muka laut di wilayah Manggarai diperkirakan berkisar antara 29°C hingga 31°C, yang dapat menyebabkan tingginya tingkat penguapan. Massa udara basah pun terkonsentrasi pada lapisan ketinggian hingga 850 mb (sekitar 1502 meter di atas permukaan laut), yang menjadi faktor pendorong hujan ringan pada sore hari.
Peringatan Dini untuk Potensi Hujan, Petir, dan Kebakaran Hutan
BMKG juga mengeluarkan peringatan dini untuk warga di wilayah Manggarai dan Manggarai Timur mengenai potensi hujan disertai petir pada siang hingga sore hari pada tanggal 2 Mei 2025. Masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap kondisi cuaca yang dapat berubah dengan cepat.
Selain itu, BMKG juga memperingatkan potensi terjadinya kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah. Diantaranya adalah daerah Reok dan Reok Barat yang memiliki tingkat kemudahan sangat mudah terbakar, serta daerah Cibal, Cibal Barat, dan Satar Mese Barat yang tergolong mudah terbakar.
“Kami mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kebakaran hutan dan lahan yang dapat terjadi, terutama di wilayah yang memiliki tingkat kemudahan terbakar yang tinggi. Pemerintah daerah dan masyarakat juga diminta untuk berkolaborasi dalam upaya pencegahan kebakaran,” lanjut Deryl.
Pentingnya Pemantauan Cuaca dan Antisipasi Bencana
Seiring dengan meningkatnya potensi bencana terkait cuaca ekstrem, BMKG juga mengajak masyarakat untuk memanfaatkan informasi cuaca secara maksimal. Dengan memperhatikan prakiraan cuaca dan peringatan dini yang dikeluarkan, diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan kepedulian masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengurangan risiko bencana, khususnya yang terkait dengan kekeringan dan kebakaran.
"Masyarakat harus proaktif dalam memantau perkembangan cuaca dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam. Kami akan terus memberikan informasi terkait cuaca dan potensi bencana melalui saluran yang tersedia," kata Deryl.