Petani Tersenyum, Stok Beras Nasional Tertinggi Perkuat Ketahanan Pangan

Senin, 18 Agustus 2025 | 09:22:47 WIB
Petani Tersenyum, Stok Beras Nasional Tertinggi Perkuat Ketahanan Pangan

JAKARTA - Pidato perdana Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Tahunan MPR-DPR menyoroti secara mendalam capaian pemerintah di sektor pangan. Salah satu pencapaian besar yang disampaikan adalah keberhasilan Indonesia menembus rekor cadangan beras nasional hingga mencapai 4,2 juta ton. Angka ini disebut sebagai yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia sejak lembaga Bulog berdiri.

Menurut Presiden, capaian tersebut menjadi tonggak penting dalam perjalanan ketahanan pangan nasional. Ia menegaskan bahwa untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, Indonesia kembali mampu mengekspor beras dan jagung. Hal ini menunjukkan perubahan signifikan dalam strategi pembangunan sektor pertanian yang selama ini menjadi tumpuan kebutuhan dasar masyarakat.

“Stok beras kita nasional mencapai 4,2 juta ton, tertinggi dalam sejarah kita. Untuk pertama kalinya dalam puluhan tahun, Indonesia kembali mengekspor beras dan jagung,” ujar Presiden Prabowo.

Swasembada Pangan Jadi Prioritas

Dalam pidatonya, Presiden menekankan bahwa tidak ada negara yang bisa berdiri kokoh tanpa kemandirian pangan. Karena itu, salah satu prioritas pemerintah adalah mengurangi ketergantungan pada impor beras dan meningkatkan kemampuan produksi dalam negeri.

Langkah nyata dilakukan dengan membuka lahan sawah baru seluas 2 juta hektare, yang difokuskan di Merauke, Papua Selatan, serta beberapa daerah lain yang memiliki potensi besar. Program ini diharapkan menjadi fondasi bagi tercapainya swasembada beras dan jagung secara berkelanjutan.

Selain membuka lahan baru, pemerintah juga mengarahkan perhatian pada peningkatan produktivitas di tingkat desa. Strategi ini meliputi pemberian bantuan langsung kepada petani dalam bentuk alat dan mesin pertanian modern, pemangkasan jalur birokrasi dalam distribusi pupuk, serta penetapan harga beli gabah pada kisaran Rp6.500 per kilogram.

Kebijakan tersebut diambil untuk memastikan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat fondasi pangan nasional.

Senyum Petani dan Stabilitas Harga Gabah

Kesejahteraan petani menjadi salah satu indikator keberhasilan kebijakan pangan nasional. Presiden menyebut bahwa saat ini para petani dapat tersenyum lega karena harga gabah tetap stabil di tingkat yang menguntungkan.

“Para petani tersenyum karena harga gabah stabil dan penghasilan mereka meningkat,” kata Presiden Prabowo.

Dengan adanya jaminan harga beli gabah, petani merasa lebih terlindungi dari fluktuasi pasar yang sebelumnya sering merugikan. Selain itu, kebijakan subsidi pupuk yang lebih sederhana turut membantu para petani dalam menekan biaya produksi sehingga hasil yang diperoleh lebih maksimal.

Pemerintah juga menargetkan agar distribusi pupuk dan sarana produksi lainnya tidak lagi terhambat birokrasi panjang. Hal ini penting untuk memastikan kebutuhan petani terpenuhi tepat waktu, terutama pada musim tanam yang sangat bergantung pada ketersediaan pupuk.

Rekor Tertinggi Cadangan Pangan Nasional

Berdasarkan laporan Perum Bulog, stok beras nasional saat ini mencapai 4.251.259 ton. Dari jumlah tersebut, sekitar 4.237.120 ton merupakan cadangan pemerintah, sementara 14.139 ton sisanya berupa stok komersial.

Capaian ini bukan hanya sekadar angka, tetapi juga menandai pencapaian bersejarah sejak Bulog berdiri pada tahun 1969. Dengan stok yang melimpah, pemerintah memiliki ruang lebih luas untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar domestik serta mengantisipasi lonjakan permintaan di tengah gejolak global.

Rekor ini sekaligus menjadi bukti nyata bahwa strategi pembangunan pangan berbasis swasembada dan efisiensi distribusi mulai menunjukkan hasil positif.

Membuka Peluang Ekspor ke Pasar Global

Selain memastikan kebutuhan pangan dalam negeri tercukupi, pemerintah juga melihat peluang besar untuk memperluas pasar ekspor. Indonesia yang sebelumnya identik dengan status sebagai negara pengimpor beras, kini mulai bergeser menjadi eksportir beras dan jagung.

Langkah ini dinilai strategis untuk meningkatkan devisa negara sekaligus memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Dengan cadangan pangan yang kuat, Indonesia tidak hanya mampu menjamin ketahanan dalam negeri, tetapi juga bisa berkontribusi dalam menjaga stabilitas pasokan pangan regional.

Pemerintah berharap bahwa capaian ini dapat berkelanjutan dan menjadi fondasi bagi kedaulatan pangan jangka panjang. Upaya memperluas lahan pertanian, memberikan dukungan penuh kepada petani, serta mengoptimalkan teknologi modern di sektor pertanian diyakini akan menjadi faktor penentu keberhasilan.

Pangan sebagai Pilar Kedaulatan Nasional

Dalam pidato kenegaraannya, Presiden Prabowo menegaskan kembali bahwa kedaulatan pangan merupakan pilar utama kedaulatan bangsa. Tanpa kemampuan memenuhi kebutuhan dasar dari dalam negeri, kekuatan sebuah negara akan rapuh.

Oleh karena itu, kebijakan pangan tidak hanya dipandang dari sisi ekonomi, tetapi juga terkait erat dengan ketahanan nasional. Dengan langkah-langkah strategis yang saat ini tengah dijalankan, pemerintah optimistis bahwa Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai negara yang mandiri dalam pangan, sekaligus berkontribusi lebih besar pada keamanan pangan dunia.

Terkini

Kemerdekaan Finansial Dimulai dari Perencanaan Dini

Senin, 18 Agustus 2025 | 09:56:05 WIB

Erick Thohir Bahas Pemain Keturunan dan Timnas

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:41:27 WIB

Transportasi Bus Ramah Lingkungan

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:45:31 WIB

Penyeberangan Gorontalo-Sulteng

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:48:55 WIB

BMKG: Waspada Hujan

Senin, 18 Agustus 2025 | 12:52:22 WIB