Pasar Modal

Kinerja Pasar Modal Sulampua Meningkat di Era Digital

Kinerja Pasar Modal Sulampua Meningkat di Era Digital
Kinerja Pasar Modal Sulampua Meningkat di Era Digital

JAKARTA - Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap akses layanan keuangan yang mudah dan cepat, mendorong Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memperkuat ekosistem digital di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara (Sulampua). Di tengah transformasi digital yang kian masif, stabilitas sektor jasa keuangan di kawasan ini justru menunjukkan tren pertumbuhan yang solid sepanjang 2025.

Data OJK per Mei 2025 mengindikasikan bahwa sektor perbankan dan pasar modal di Sulampua tetap berada pada jalur positif, dengan kontribusi signifikan terhadap aktivitas ekonomi regional. Tidak hanya dari sisi perbankan, namun juga industri keuangan non-bank (IKNB) serta pembiayaan berbasis teknologi digital turut mendorong pertumbuhan yang inklusif.

Kredit Konsumtif Dominasi Pertumbuhan Perbankan

Penyaluran kredit perbankan di Sulampua tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 5,02 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dan mencapai total nilai Rp434,77 triliun. Dari total tersebut, porsi terbesar masih berasal dari kredit konsumtif yang nilainya mencapai Rp224,16 triliun atau sekitar 51,65 persen dari keseluruhan kredit.

Kepala OJK Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, Moch. Muchlasin, menjelaskan bahwa tren positif ini menunjukkan keyakinan sektor perbankan terhadap prospek ekonomi lokal. "Pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencerminkan optimisme sektor perbankan dalam mendukung aktivitas ekonomi masyarakat," jelasnya.

OJK mencatat bahwa rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) untuk wilayah Sulampua berada di angka 127,33 persen. Angka ini menunjukkan peran aktif perbankan dalam menyalurkan dana ke sektor produktif, meskipun berada di atas rata-rata nasional. Sementara itu, Non-Performing Loan (NPL) terjaga di angka 2,65 persen, mencerminkan kualitas kredit yang tetap sehat.

Pasar Modal Tumbuh Seiring Meningkatnya Minat Masyarakat

Di sektor pasar modal, pertumbuhan jumlah investor menjadi penanda meningkatnya partisipasi publik dalam aktivitas keuangan. Hingga Mei 2025, jumlah Single Investor Identification (SID) di Sulampua mencapai 1.039.219 SID, atau naik 20,22 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sebagian besar investor masih menempatkan dana mereka di reksa dana, namun lonjakan minat justru terjadi di instrumen saham, yang tumbuh sebesar 28,40 persen. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat mulai lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi secara langsung di pasar modal.

Selama periode year-to-date (YTD) hingga Mei 2025, total transaksi saham dari investor di wilayah Sulampua mencapai Rp22,47 triliun. Angka ini mencerminkan geliat pasar modal yang semakin dinamis di luar pusat-pusat ekonomi besar nasional.

IKNB dan Fintech Ikut Sumbang Pertumbuhan

Kinerja positif sektor jasa keuangan juga tercermin pada Industri Keuangan Non Bank (IKNB). Total pembiayaan dari lembaga keuangan non-bank dan perusahaan pembiayaan di Sulampua per April 2025 tercatat sebesar Rp52,374 triliun, atau tumbuh 7,47 persen secara tahunan.

Meskipun perusahaan modal ventura mengalami kontraksi sebesar 7,02 persen, sektor pergadaian justru mencatatkan pertumbuhan yang mencolok. Total nilai pinjaman dari pergadaian mencapai Rp19,114 triliun, tumbuh 30,20 persen yoy, menandakan peran penting sektor ini sebagai solusi keuangan mikro bagi masyarakat.

Tak kalah menarik, sektor fintech peer-to-peer (P2P) lending mengalami pertumbuhan sangat pesat. Outstanding pembiayaan dari P2P lending di wilayah Sulampua mencapai Rp5,454 triliun, naik 57,58 persen dibanding tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbuka terhadap solusi pembiayaan alternatif berbasis digital.

OJK Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Digital

Menurut Muchlasin, kekuatan pertumbuhan sektor jasa keuangan di wilayah ini tidak terlepas dari semakin terbukanya masyarakat terhadap inovasi digital. Oleh karena itu, OJK menekankan pentingnya peningkatan literasi dan edukasi keuangan digital agar transformasi ini dapat dinikmati secara merata.

“Kami mendorong pelaku industri untuk terus memperkuat inovasi dan literasi keuangan, agar masyarakat makin mudah mengakses layanan keuangan yang aman, terjangkau, dan berkelanjutan,” ujarnya.

Transformasi digital dalam sektor keuangan tidak hanya menyasar kota-kota besar, namun juga menjangkau masyarakat di pelosok Sulawesi. OJK berharap, kolaborasi antara regulator dan pelaku industri dapat menghadirkan sistem keuangan yang inklusif dan adaptif terhadap kebutuhan lokal.

Stabilitas sektor jasa keuangan di Sulampua pada 2025 menjadi sinyal positif bagi pemulihan dan pertumbuhan ekonomi regional. Dengan pertumbuhan kredit perbankan, peningkatan jumlah investor pasar modal, serta ekspansi sektor pembiayaan digital, kawasan ini menunjukkan bahwa transformasi layanan keuangan berbasis teknologi mulai membuahkan hasil.

Langkah OJK dalam mendorong inklusi dan literasi keuangan digital menjadi kunci utama agar seluruh lapisan masyarakat dapat menikmati manfaatnya. Ekosistem keuangan Sulampua yang sehat, adaptif, dan tumbuh berkelanjutan menjadi fondasi penting menuju pemerataan akses layanan keuangan di Indonesia timur.

Rekomendasi

Index

Berita Lainnya

Index