JAKARTA - Keberhasilan seorang artis dalam menembus pasar musik global tidak hanya diukur dari jumlah penggemar atau panggung yang ia tapaki, tetapi juga dari pencapaian konkret di tangga lagu dunia. Jackson Wang membuktikan bahwa ia bukan sekadar fenomena musiman. Lewat album terbarunya yang bertajuk MAGICMAN 2, ia mencatatkan rekor baru yang tak hanya mengukuhkan namanya di industri musik global, tapi juga menjadi tonggak bersejarah bagi musisi asal China.
Nama Jackson Wang kini semakin sulit diabaikan. Dengan debut album MAGICMAN 2 yang langsung menempati posisi #13 di tangga Billboard 200, ia resmi mencatatkan diri sebagai artis rekaman asal China dengan debut tertinggi sepanjang sejarah Billboard. Sebelumnya, rekor ini juga dipegang oleh dirinya sendiri melalui album MAGICMAN (2022), yang kala itu mencapai posisi #15. Pencapaian dua album berturut-turut yang berhasil masuk ke dalam Top 15 Billboard 200 menempatkan Jackson sebagai satu-satunya musisi China yang mencapai prestasi ini.
Tak sekadar menempati tangga lagu dengan angka penjualan biasa, MAGICMAN 2 menunjukkan performa luar biasa di minggu pertamanya. Album ini berhasil terjual lebih dari 32.000 unit, dan mencatatkan posisi mengesankan di beberapa kategori lainnya: #4 di Top Album Sales, #3 di Vinyl Albums, serta #2 di Indie Store Album Sales. Ini membuktikan bahwa ketertarikan terhadap karya Jackson Wang tidak hanya eksis di platform digital, tetapi juga kuat dalam bentuk fisik.
Respons publik pun sangat positif. Di Spotify, MAGICMAN 2 langsung merangsek ke posisi Top 10 Album di Amerika Serikat, memperlihatkan seberapa besar pengaruh Jackson di salah satu pasar musik paling kompetitif di dunia. Sementara itu, media internasional tak ketinggalan memberikan pujian setinggi langit.
Zane Lowe dari Apple Music menggambarkan album ini sebagai “potret kemanusiaan yang sangat universal, dikemas dalam musik pop modern yang brilian.” Di sisi lain, Zach Sang dari Amazon Music juga menyatakan kekagumannya dengan mengatakan, “Album ini luar biasa. Saya suka lagunya, saya suka keseluruhannya.”
Salah satu keistimewaan dari album ini terletak pada proses kreatifnya. Jackson tidak hanya tampil sebagai penyanyi, tetapi juga sebagai penulis dan produser utama. Ini menjadikan MAGICMAN 2 sebagai karya yang sangat personal dan autentik. Dalam wawancara bersama Recording Academy, Jackson mengungkapkan, “Album ini menggambarkan semua yang saya rasakan tentang industri, masyarakat, kemanusiaan, keluarga, dan kenyataan hidup.” Bahkan, lirik-liriknya diambil langsung dari catatan harian pribadinya.
Kepada Forbes, Jackson menyatakan bahwa proses menulis album ini menjadi seperti bentuk terapi baginya. “Menulis album ini seperti proses detoks,” ujarnya.
Namun, pencapaian tersebut tidak berhenti di angka-angka dan pujian semata. Dominasi Jackson Wang di dunia digital pun tak terbendung. Sesi fan signing di Barnes & Noble, New York City, menjadi bukti nyata betapa besarnya dukungan para penggemar. Antrean yang mengular hingga beberapa blok menciptakan atmosfer meriah dan menjadi topik hangat di media sosial.
Sementara itu, lagu andalan dari album ini, “Made Me a Man,” tengah menjadi viral di TikTok. Video-video penggemar yang menggunakan lagu ini terus bermunculan, menandai bagaimana musik Jackson begitu mudah terserap dalam budaya digital saat ini. Single lainnya, “GBAD,” juga menunjukkan angka yang mengesankan dengan lebih dari 55.500 video TikTok dan 32 juta penayangan di YouTube.
Tak hanya aktif dalam perilisan album dan promosi lagu, Jackson Wang juga meramaikan berbagai media internasional. Ia tampil dalam wawancara eksklusif bersama Billboard, Hypebeast, WWD, dan NME. Selain itu, wajahnya juga menghiasi sampul majalah L’Officiel di sepuluh negara sekaligus, termasuk Amerika Serikat, China, Meksiko, Italia, Paris, dan Singapura. Belum lagi berbagai segmen video dengan media ternama Amerika Serikat serta keterlibatannya bersama ratusan kreator konten digital membuat kehadiran Jackson Wang terasa di mana-mana.
Dengan semua eksistensi ini, Jackson Wang telah menjelma menjadi representasi kuat dari artis Asia yang mampu mendobrak batas geografis dan budaya. Prestasinya dalam industri yang kompetitif seperti Amerika Serikat adalah hasil kerja keras dan visi yang konsisten terhadap karya dan jati dirinya.
Jika sebelumnya musisi Asia kerap kali dianggap sebagai pendatang dalam industri musik Barat, maka Jackson Wang adalah pembuktian bahwa dominasi itu bisa terwujud melalui strategi yang tepat, dedikasi, dan karya otentik. MAGICMAN 2 bukan sekadar album kedua ia adalah pernyataan yang lantang bahwa musik tak mengenal batas negara.
Sebagai figur yang menggabungkan ketenaran, keterampilan, dan ketulusan dalam berkarya, Jackson Wang saat ini sedang membangun sebuah warisan. Dari panggung konser, tangga lagu, hingga dunia digital, ia telah mengukir jalannya sendiri menuju puncak industri hiburan global.