JAKARTA - Di tengah dinamika industri kripto yang kerap diwarnai pasang surut, kehadiran Hyperliquid (HYPE) menjadi sorotan utama. Platform ini berhasil mencetak angka pendapatan fantastis, lebih dari US$110 juta hanya dalam sebulan, serta mencatat volume perdagangan perpetual menembus US$2,5 triliun. Angka tersebut bukan hanya menandai pertumbuhan pesat, tetapi juga menegaskan posisi Hyperliquid sebagai salah satu pemain paling menjanjikan dalam ranah perp DEX non-kustodial.
Fenomena ini membuat banyak analis menyebut Hyperliquid sebagai “killer app” baru di dunia kripto. Istilah tersebut bukan tanpa alasan: lonjakan pendapatan, volume perdagangan yang masif, serta kemampuan platform meniru pengalaman bursa terpusat (CEX) menjadi kombinasi yang sulit diabaikan. Namun, di balik gemerlap capaian tersebut, muncul pula pertanyaan tentang risiko, keberlanjutan, hingga apakah kesuksesan ini hanya tren sesaat atau awal dari babak baru dalam industri kripto global.
Tren Lonjakan: Dari “Musim Panas Lambat” ke Ledakan Aktivitas
Data dari DefiLlama memperlihatkan grafik pertumbuhan yang kontras dengan kondisi pasar kripto secara umum. Dalam 30 hari terakhir, pendapatan Hyperliquid mencapai US$110 juta, membuat total kumulatifnya mendekati US$661 juta. Padahal, periode yang sama sering disebut sebagai “musim panas yang lambat” di mana aktivitas perdagangan di banyak platform justru menurun.
Pada bulan Agustus, pendapatan Hyperliquid tercatat US$106 juta, sementara biaya operasional mencapai US$114 juta. Angka ini lebih tinggi dibandingkan Juli yang hanya mencatat US$86 juta dan US$93 juta. Fakta menarik lainnya, pada bulan Juli saja Hyperliquid menyumbang hingga 35% dari total pendapatan di seluruh sektor blockchain.
Selain pendapatan, volume perdagangan perpetual Hyperliquid juga memukau. Angkanya melampaui US$2,5 triliun sejauh ini. Bahkan di bulan-bulan dengan aktivitas pasar relatif lesu, platform ini tetap mencatat lebih dari US$1 triliun volume transaksi. Kondisi ini menunjukkan bahwa pertumbuhan Hyperliquid bukan sekadar anomali, melainkan hasil dari daya tarik struktural yang dimilikinya.
Perbandingan dengan Solana: Jalur Pertumbuhan yang Berbeda
Pertumbuhan Hyperliquid semakin menonjol jika dibandingkan dengan tren di ekosistem lain. Will Clemente, seorang analis kripto, menyoroti bagaimana aktivitas DEX di jaringan Solana mengalami penurunan sejak hype meme coin awal tahun ini memudar. Sebaliknya, pengguna dan volume Hyperliquid justru menunjukkan tren “naik dan ke kanan sepanjang tahun”.
Perbandingan ini menegaskan perbedaan strategi. Jika DEX lain sangat bergantung pada tren sesaat, Hyperliquid tampaknya menawarkan utilitas jangka panjang dengan desain produk sederhana, likuiditas besar, serta pengalaman pengguna yang mendekati bursa terpusat.
Potensi Sebagai “Killer App” Baru
Banyak pihak percaya bahwa Hyperliquid berpotensi menjadi aplikasi kripto generasi berikutnya yang mempopulerkan penggunaan perp DEX. Produk yang sederhana, proses perdagangan yang cepat, dan kemiripan pengalaman dengan CEX membuatnya ramah bagi pengguna baru.
Selain itu, platform ini menunjukkan kemampuan memperluas ekosistem dengan cepat. Basis pengguna yang semakin besar menciptakan efek jaringan, memperkuat posisi Hyperliquid sebagai kandidat kuat untuk menjadi standar baru perdagangan derivatif di dunia kripto.
Namun, tidak sedikit pula yang menyoroti potensi kelemahan. Beberapa pengguna mempertanyakan risiko kontrol admin dan downtime. Kekhawatiran ini muncul setelah Hyperliquid mengalami gangguan singkat pada frontend, yang membuat pengguna tidak bisa memasang, menutup, atau menarik order meski backend tetap berjalan normal.
Seorang pengguna X bernama Ryan bahkan bertanya:
“Jika Hyperliquid down, bisakah pengguna menarik dana? (misalnya, mengirimkan bukti). Jika Hyperliquid berubah jahat, bisakah mereka mencuri dana pengguna?”
Pertanyaan tersebut menggambarkan kekhawatiran mendasar terkait desentralisasi, keamanan, dan transparansi.
Persaingan Baru: Lighter Hadir Sebagai Penantang
Meski saat ini Hyperliquid tampak mendominasi, kompetisi di pasar perp DEX semakin ketat. Salah satu pendatang baru, Lighter, diperhitungkan sebagai penantang serius. Dengan fitur seperti verifikasi pencocokan order/likuidasi serta unified yield-margining, Lighter menawarkan pendekatan berbeda yang bisa menarik trader profesional.
Namun, skala dan momentum yang dimiliki Hyperliquid masih menjadi keunggulan utama. Basis pengguna yang besar serta pendapatan konsisten memberi mereka posisi awal yang sulit disaingi dalam waktu dekat.
Fondasi untuk Masa Depan
Melihat ke depan, Hyperliquid memiliki dua skenario: menjadi fondasi dari gelombang adopsi baru atau justru terjebak oleh risiko strukturalnya sendiri. Jika roadmap eksekusi mereka berjalan lancar, platform ini bisa menjadi motor perubahan besar berikutnya di industri kripto, sama seperti bagaimana Uniswap dulu mengubah cara orang memperdagangkan token ERC-20.
Namun, perjalanan masih panjang. Pertanyaan mengenai keamanan, sentralisasi, dan keberlanjutan model bisnis perlu dijawab agar kepercayaan publik semakin kokoh. Tanpa itu, capaian saat ini bisa saja berakhir sebagai kilatan sesaat dalam sejarah kripto yang penuh eksperimen.