JAKARTA - Gubernur Bali, Wayan Koster, menegaskan bahwa pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi masih masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) dan akan tetap berlanjut sesuai rencana. Penegasan ini disampaikan Koster saat memberikan pidato dalam acara Halal Bi Halal Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Bali di Harris Hotel, Denpasar, dan dikutip pada Rabu, 30 April 2025.
Pernyataan Koster menjadi penangkal atas isu yang sempat beredar luas di masyarakat dan media sosial mengenai dikeluarkannya proyek tol Gilimanuk-Mengwi dari daftar PSN oleh pemerintah pusat. Dalam pernyataannya, Gubernur asal Desa Sembiran, Kabupaten Buleleng ini menjelaskan bahwa dirinya sudah melakukan klarifikasi langsung kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
"Kan sempat ada viral bahwa tol Gilimanuk-Mengwi itu tidak masuk lagi Proyek Strategis Nasional. Titiyang menghadap Pak Menteri PU dengan staf, ternyata itu masih merupakan Proyek Strategis Nasional," ujar Koster dalam pidatonya.
Lebih jauh, Koster juga menekankan bahwa proyek tol yang menghubungkan wilayah barat dan selatan Bali ini telah masuk ke dalam dokumen resmi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Hal ini menjadi dasar hukum dan kebijakan yang kuat bahwa proyek tersebut akan terus berjalan dan mendapat dukungan dari pemerintah pusat.
"Jadi itu statusnya masih ada, akan berlanjut," imbuhnya.
Tol Gilimanuk-Mengwi: Proyek Vital untuk Akselerasi Pembangunan Bali Barat
Pembangunan tol Gilimanuk-Mengwi yang direncanakan sepanjang 96 kilometer menjadi bagian penting dari strategi pembangunan infrastruktur Bali, khususnya dalam memajukan wilayah barat seperti Kabupaten Jembrana. Dengan menghubungkan Pelabuhan Gilimanuk—pintu utama masuk Pulau Bali dari Pulau Jawa—dengan Mengwi di Kabupaten Badung, jalan tol ini diproyeksikan memangkas waktu tempuh secara signifikan.
Tol ini akan meningkatkan konektivitas logistik dan pariwisata, serta mengurangi ketergantungan akses melalui jalur utama Denpasar-Gilimanuk yang selama ini kerap padat dan rawan kemacetan. Tak hanya itu, proyek ini juga diharapkan membuka peluang investasi baru, menciptakan lapangan kerja, dan mendorong pemerataan pembangunan di luar kawasan selatan Bali.
Isu Proyek Dihapus dari PSN: Klarifikasi Penting untuk Menepis Spekulasi
Sebelumnya, beredar kabar bahwa proyek tol Gilimanuk-Mengwi tidak lagi masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional yang ditetapkan pemerintah pusat. Isu ini menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, terutama pelaku usaha dan pemangku kepentingan lokal di wilayah barat Bali yang sangat menantikan realisasi proyek ini.
Menanggapi isu tersebut, Koster bergerak cepat dengan melakukan komunikasi langsung ke Kementerian PUPR. Hasilnya, ia memastikan bahwa status proyek tidak berubah dan tetap masuk dalam daftar prioritas nasional.
"Kepastian ini penting, karena proyek ini sudah masuk tahap perencanaan lanjutan dan banyak pihak menunggu pelaksanaannya. Informasi yang tidak akurat bisa memicu ketidakpercayaan publik," ujar Koster.
Penguatan Status Proyek melalui RPJMN
Fakta bahwa proyek tol Gilimanuk-Mengwi juga masuk dalam RPJMN memberikan jaminan tambahan terhadap keberlangsungan proyek ini. RPJMN adalah dokumen resmi negara yang memuat rencana pembangunan nasional jangka menengah lima tahunan, disusun oleh Bappenas, dan menjadi acuan dalam penganggaran, pelaksanaan, hingga evaluasi proyek nasional.
Masuknya proyek ini ke dalam RPJMN memastikan adanya keberlanjutan anggaran, kepastian hukum, serta prioritas eksekusi dalam sistem perencanaan nasional. Ini juga membuka peluang untuk pengembangan proyek melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), memperkuat partisipasi swasta dalam pembangunan infrastruktur.
Komitmen Pemerintah Daerah dan Respons Masyarakat
Pemerintah Provinsi Bali menunjukkan komitmen tinggi dalam merealisasikan proyek ini dengan tetap menjunjung prinsip tata ruang dan keberlanjutan lingkungan. Gubernur Koster menekankan bahwa seluruh proses pembangunan akan dilakukan dengan memperhatikan kelestarian alam Bali dan kesejahteraan masyarakat lokal.
"Kita akan pastikan bahwa pembangunan ini tidak merusak lingkungan dan tidak merugikan masyarakat. Semua akan dilakukan sesuai prosedur, termasuk sosialisasi dan konsultasi publik," ujar Koster.
Masyarakat dan pemerintah kabupaten yang dilalui proyek tol, seperti Jembrana dan Tabanan, menyambut baik kepastian dari Gubernur Bali. Mereka optimistis bahwa keberadaan tol akan membuka era baru pembangunan dan investasi di wilayah barat yang selama ini relatif tertinggal dibanding kawasan selatan.
Bupati Jembrana, I Nengah Tamba, dalam kesempatan sebelumnya menyatakan dukungannya penuh terhadap proyek ini. Ia menilai, proyek tol akan menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi lokal dan mempercepat pembangunan infrastruktur penunjang.
"Kami siap mendukung penuh proyek ini. Jembrana sangat membutuhkan konektivitas yang lebih baik agar bisa berkembang sejajar dengan wilayah lainnya di Bali," ujar Tamba.
Tantangan Pelaksanaan: Sosialisasi dan Lingkungan Tetap Jadi Perhatian
Meski proyek ini memiliki manfaat besar, tantangan dalam pelaksanaannya juga tak bisa diabaikan. Beberapa organisasi masyarakat sipil dan aktivis lingkungan sempat menyuarakan kekhawatiran terkait potensi kerusakan lingkungan, alih fungsi lahan pertanian, serta relokasi warga.
Dalam menanggapi isu tersebut, Koster menegaskan bahwa Pemprov Bali tidak akan gegabah dan akan memastikan setiap proses berjalan transparan, legal, dan melibatkan semua pihak.
"Tidak ada satu pun proyek strategis yang boleh melanggar hukum dan mengabaikan prinsip keberlanjutan. Semua akan berjalan sesuai koridor," ujarnya.
Proyeksi Dampak Positif Ekonomi dan Sosial
Proyek tol Gilimanuk-Mengwi diprediksi akan memberikan dampak ekonomi yang besar. Menurut data Pemprov Bali, proyek ini berpotensi meningkatkan mobilitas logistik lintas pulau, memperkuat daya saing pariwisata di kawasan barat, serta memperluas basis ekonomi masyarakat di sepanjang jalur tol.
Peningkatan konektivitas juga akan mendorong pemerataan pembangunan Bali, yang selama ini terpusat di Denpasar, Badung, dan Gianyar. Dengan adanya tol, investasi di sektor agribisnis, perikanan, dan pariwisata alternatif di wilayah Jembrana dan Tabanan bisa tumbuh lebih cepat.
Penegasan Gubernur Bali Wayan Koster bahwa proyek tol Gilimanuk-Mengwi tetap berstatus sebagai Proyek Strategis Nasional dan masuk dalam RPJMN menjadi kabar baik bagi masyarakat Bali. Proyek ini bukan hanya pembangunan fisik, tetapi simbol komitmen pemerataan pembangunan, modernisasi infrastruktur, dan penguatan ekonomi Bali.
"Proyek ini penting bagi masa depan Bali, khususnya untuk membangun konektivitas antarwilayah dan membuka akses ekonomi yang lebih luas. Ini adalah investasi jangka panjang bagi generasi mendatang," pungkas Koster.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat dan daerah, serta partisipasi aktif masyarakat, proyek jalan tol Gilimanuk-Mengwi diharapkan bisa berjalan lancar dan menjadi salah satu tonggak penting pembangunan Bali masa depan.