JAKARTA - Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi fokus utama bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif. Salah satu upaya strategis dilakukan melalui Program Sarinah Pandu-Asah, Asih, Asuh, yang digelar di Hotel Santika, Mataram. Program ini melibatkan 96 pelaku UMKM binaan dari delapan BUMN kolaborator, dengan tujuan memberikan pendampingan menyeluruh agar para pelaku usaha siap bersaing di pasar yang lebih luas, baik nasional maupun global.
Sinergi BUMN dalam Pemberdayaan UMKM
Program Sarinah Pandu dilaksanakan atas kerja sama PT Sarinah dengan delapan BUMN besar, yakni BRI, Angkasa Pura Indonesia, Kimia Farma, Pengembangan Pariwisata Indonesia, Taspen, Telkom Indonesia, Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan Pelindo. Kolaborasi ini menjadi contoh nyata bagaimana BUMN dapat bersinergi untuk memperkuat ekosistem UMKM di Indonesia.
Eddy Eko Cahyono, Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Kementerian BUMN, menekankan bahwa program ini merupakan langkah strategis untuk mendorong UMKM naik kelas.
"Kami mengapresiasi kontribusi Sarinah bersama delapan BUMN kolaborator, serta para pelaku UMKM yang telah meluangkan waktunya untuk mengikuti sesi pelatihan ini. Ini adalah wujud komitmen bersama untuk meningkatkan kapasitas UMKM agar mampu bersaing di pasar yang lebih luas," ujar Eddy.
Transformasi Sarinah sebagai Rumah Produk Lokal
Direktur Utama Sarinah, Raisha Syarfuan, menegaskan bahwa inisiatif ini selaras dengan transformasi Sarinah menjadi cultural experience center sekaligus etalase utama produk lokal terkurasi.
"Sarinah bukan sekadar pusat perbelanjaan, tetapi rumah bagi produk lokal yang terkurasi dengan standar kualitas tinggi. Kami memiliki misi untuk terus memberdayakan pelaku usaha yang berakar pada budaya, terutama UMKM, sebagai pembawa identitas bangsa. Melalui Sarinah Pandu, kami ingin menciptakan UMKM yang tangguh, inovatif, dan berdaya saing global," ujar Raisha.
Pendekatan “Asah, Asih, dan Asuh” menjadi kunci program ini, di mana UMKM dibimbing secara intensif agar siap menghadapi tantangan pasar yang kompetitif. Raisha menambahkan bahwa sinergi dengan delapan BUMN merupakan langkah konkret dalam mewujudkan visi BUMN sekaligus misi Sarinah.
Pelatihan Intensif untuk Naik Kelas
Para peserta program mendapatkan rangkaian pelatihan yang komprehensif. Pelatihan ini mencakup berbagai aspek penting, mulai dari pengurusan legalitas usaha seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikasi halal, hingga registrasi BPOM. Selain itu, peserta juga memperoleh pemahaman mendalam tentang digitalisasi sebagai sarana memperluas jangkauan pasar.
Tidak hanya aspek administrasi dan teknologi, pelatihan ini juga menekankan pengelolaan keuangan dan akuntansi, strategi pengembangan produk, inovasi, serta teknik pemasaran dan branding. Dengan demikian, produk UMKM diharapkan semakin kompetitif dan menarik bagi konsumen.
Katalisator Pertumbuhan UMKM
Program Sarinah Pandu di Lombok diharapkan menjadi katalisator bagi UMKM untuk terus berinovasi dan naik kelas. Dukungan penuh dari berbagai pihak, mulai dari BUMN hingga Sarinah, memungkinkan pelaku usaha tidak hanya berkembang di tingkat lokal, tetapi juga bersaing di pasar global.
Kegiatan ini juga menunjukkan bahwa pemberdayaan UMKM tidak hanya berupa bantuan finansial, tetapi juga pendampingan strategis, pelatihan intensif, dan pemberian akses pasar yang lebih luas. Dengan pendekatan menyeluruh ini, UMKM akan memiliki fondasi yang kuat untuk menghadapi tantangan ekonomi di era modern.
Sinergi BUMN: Langkah Nyata untuk Ekonomi Inklusif
Keikutsertaan delapan BUMN dalam program ini membuktikan komitmen perusahaan milik negara dalam mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif melalui UMKM. Sinergi semacam ini tidak hanya meningkatkan kapasitas UMKM, tetapi juga memperkuat ekosistem ekonomi lokal dan nasional.
Dengan dukungan BUMN, UMKM dapat memanfaatkan berbagai sumber daya, jaringan, dan pengetahuan yang dimiliki perusahaan besar. Pendekatan ini membuka peluang bagi UMKM untuk menjadi lebih inovatif, berdaya saing, dan berkelanjutan.
Program Sarinah Pandu-Asah, Asih, Asuh membuktikan bahwa pemberdayaan UMKM membutuhkan kolaborasi, pelatihan intensif, dan strategi jangka panjang. Dari 96 pelaku UMKM yang mengikuti program ini, terlihat bahwa pendekatan menyeluruh mampu memberikan bekal penting agar mereka siap bersaing di pasar nasional maupun global. Sinergi BUMN dan Sarinah menjadi contoh nyata bagaimana sektor publik dapat berperan aktif dalam memperkuat ekonomi rakyat.